Minggu, 16 June 2019 23:52 UTC
ACT memberikan pelayanan kesehatan terhadap korban banjir di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Foto: Ist.
JATIMNET.COM, Konawe Utara – Sejumlah warga korban banjir di Desa Longeo, Kecamatan Asera, Konawe Utara, Sulawei Tenggarah sudah mulai mengeluhkan kondisi kesehatan. Seperti menderita gatal-gatal, sakit kepala dan sakit perut
Kondisi kesehatan yang dipengaruhi karena faktor kebersihan lingkungan dan tidak tersedianya air bersih. Hal itu rentan dari terkena penyakit tim medis dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) bergerak cepat melakukan pelayanan kesehatan para korban
"Air bersih di sini (Kecamatan Asera) masih susah. Warga menggunakan air sungai yang tidak bisa dipastikan kebersihannya untuk membersihkan diri. Bahkan ada juga yang berhari-hari tidak mandi," ungkap Lia, Minggu 16 Juni 2019.
Menurut dia, kondisi masyarakat yang masih hidup dalam keterbatasan juga mempengaruhi faktor kesehatan. "Mereka sudah tidak punya apa-apa, bahkan sandal. Terpaksa, mereka harus berjalan kaki tanpa alas kaki. Belum lagi sejumlah warga masih mengevakuasi barang-barang yang terendam air," cerita relawan bidan asal Kabupaten Kolaka itu.
Berdasarkan pantauan tim medis, walau banjir sejumlah wilayah telah surut, namun potensi sumber penyakit bagi korban masih besar. “Lumpur yang mulai mengering dan mengeras kemudian menjadi debu yang mengganggu pernapasan warga. ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) pun berpotensi,” terangnya menggambarkan keadaan.
Menghadapi itu, tim medis pun menyediakan sejumlah obat untuk menangani keluhan pasien. "Kami masifkan obat-obatan untuk keluhan gatal-gatal. Lalu untuk mencegah ISPA, kami juga bagikan masker dan sediakan obat batuk," terang Lia.
Selain di Desa Longeo, tim pun melakukan pelayanan kesehatan ke wilayah terdampak di Kecamatan lainnya, seperti di Desa Linomoiyo, Kecamatan Oheo.
Menurut Lia, korban banjir di Konawe Utara masih sangat membutuhkan bantuan, terutama perlengkapan kebersihan dan obat-obatan yang menjadi keperluan dasar amat dibutuhkan di tengah kondisi darurat.
Menurut pengamatan tim medis, bantuan alat kebersihan belum mampu memenuhi keperluan pengungsi. "Kami melihat, masih sangat kurang ya bantuan alat kebersihan, bahkan kemarin ada yang warga yang sampai meminta sabun untuk mandi atau mencuci. Saat mereka evakuasi barang pun, tidak pernah terpikirkan untuk sekadar cuci tangan," ungkapnya.
Hingga hari ke delapan pascabanjir Konawe Utara, Tim Disaster Emergency Response (DER) - ACT masih bersiaga memberikan pelayanan terbaik. Sejumlah bantuan logistik kembali didistribusikan ke dapur umum-dapur umum di Kecamatan Asera.
"Tim rescue ACT mendistribusikan logistik untuk dua posko dapur umum di Kecamatan Asera di Desa Walasolo dan Desa Longeo," lapor komandan Tim DER - ACT Kusmayadi. Selain dapur umum, tim juga langsung mendistribusikan bantuan logistik ke Desa Wanggudu.
“Kami juga ke Dusun 1 RT 1 Desa Wanggudu. Di sana jumlah pengungsinya empat kepala keluarga, atau 19 jiwa,” tambah Kusmayadi.
Tim juga mengaktivasi dua dapur umum lagi di Kecamatan Asera, tepatnya di Desa Walasolo dan Longeo. Menurut data Tim DER - ACT. hingga 399 jiwa di kedua desa itu terdampak banjir. “Tim dapur umum ACT menyiapkam 400 porsi makanan siap santap bagi warga di sana,” terang Kusmayadi.
Ia juga menerangkan, keperluan yang masih amat dibutuhkan pengungsi meliputi kebutuhan pokok, air bersih, pakaian bersih, keperluan kebersihan, tenda, alas tidur, dan obat-obatan.