Logo

Sepanjang 2019, Kekerasan Terhadap Anak Rumah dan Sekolah Belum Aman

Reporter:,Editor:

Minggu, 29 December 2019 02:25 UTC

Sepanjang 2019, Kekerasan Terhadap Anak Rumah dan Sekolah Belum Aman

Ilustrasi, Kasus kekerasan terhadap anak meningkat. Ilustrator: Gilas Audi

JATIMNET.COM, Surabaya –  Lembaga Perlindungan Anak Jawa Timur (LPA Jatim) menyebut kekerasan terhadap anak masih terjadi dan menjadi trending sepanjang tahun 2019, seperti di rumah dan sekolah. 

“Catatan di tahun 2019, rumah dan sekolah ini masih menjadi tempat yang tidak aman bagi anak. Untuk itu penguatan keluarga dan pengasuhan terhadap anak sangat diperlukan,” kata Sekretaris LPA Jatim, Isa Anshori pada Jatimnet.com, Sabtu 28 Desember 2019.

Sepanjang 2019, LPA JATIM mencatat sebanyak 90 pengaduan langsung dan 268 kasus dihimpun dari media massa. Terdiri 80 temuan kasus terjadi di rumah, dan sebanyak 13 kasus terjadi di sekolah. Sementara sisanya, yakni 56 temuan kasus terjadi di jalanan, 11 kasus terjadi di lahan kosong, dan 67 lebih ini kasus tidak disebutkan. 

“Jumlah ini turun dari tahun 2018, 131 pengaduan langsung dan 333 melalui media massa,” ujar Isa panggilan akrabnya.

BACA JUGA: Balita Usia 4,5 Tahun Jadi Korban Kekerasan Seksual di Mojokerto

Untuk itu, Isa mendesak agar pemerintah menekan angka kekerasan terhadap anak, khususnya yang terjadi di rumah dan sekolah. “Seharusnya kedua tempat tersebut menjadi tempat yang aman bagi tumbuh kembang anak,” harap dia.

Dia mengusulkan program pranikah dan penguatan guru yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah. Termasuk peran lingkungan  di dalam mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak, melalui tetangga atau komunitas formal seperti rukun tetangga dan rukun warga.

“Kepolisian, Satpol PP, ataupun Linmas bisa ditempatkan di daerah yang sering menjadi lalu lintas anak,” tegas dia.

Mengenai jenis, kekerasan seksual terhadap anak masih menjadi masalah serius yakni mencapai 135 kasus. Sedangkan masalah lain seperti anak berhadapan hukum sebanyak 58 kasus, hak asuh anak sebanyak 50 kasus, dan fisik 44 kasus.

BACA JUGA: 94 Kekerasan Anak di Sekolah Terjadi di Jawa Timur

“Kasus lainnya seperti narkotika, penelantaran, pembunuhan, perdagangan anak juga terjadi,” kata Isa melalui catatan akhir tahun LPA Jatim yang diterima Jatimnet.com, Sabtu 28 Desember 2019.

Sementara itu, data LPA Jatim menunjukkan, Surabaya masih menjadi kota dengan jumlah kekerasan terhadap anak tertinggi di Jawa Timur yakni mencapai 97 kasus. Berikutnya yakni Tulungagung sebanyak 20 kasus, Sidoarjo dan Mojokerto sebanyak 16 kasus.

Terakhir, Isa menegaskan perlu adanya keterlibatan bersama untuk menekan angka kekerasan terhadap anak, seperti kekerasan seksual, anak berhadapan dengan hukum, kekerasan fisik, pembunuhan, eksploitasi ekonomi, narkoba, perdagangan anak, perebutan hak asuh anak, penculikan,