Logo

Seluruh Pasien Isolasi Hotel di Surabaya Sembuh

Reporter:,Editor:

Kamis, 17 September 2020 13:00 UTC

Seluruh Pasien Isolasi Hotel di Surabaya Sembuh

PASIEN SEMBUH. Salah satu pasien sembuh di Surabaya membawa papan ucapan terima kasih pada tenaga medis yang membantu proses penyembuhan dari Covid-19. Foto: Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Seluruh pasien yang sebelumnya menjalani isolasi di beberapa hotel di Surabaya dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. Para pasien itu sebelumnya menjalani perawatan di hotel dan dilakukan pemeriksaan swab.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan pasien yang menjalani isolasi di hotel saat ini sudah tidak ada. Karena sudah kosong, Pemkot Surabaya berencana menghentikan isolasi pasien di hotel.

"Karena sudah kosong, jadi mulai kemarin itu hotel kita stop dulu karena tidak ada pasien yang di situ," kata wanita yang akrab disapa Risma ini di rumah dinas Jalan Sedap Malam, Surabaya, Kamis, 17 September 2020.

Ia mengungkapkan biasanya antara dua sampai empat hotel di Surabaya yang digunakan sebagai tempat isolasi pasien. Namun, pada Rabu, 16 September 2020, tersisa empat pasien yang masih menjalani isolasi di hotel.

BACA JUGA: Legislatif Apresiasi Risma Tuntaskan Laboratorium Tes Swab Gratis untuk Warga Surabaya

"Kemarin tinggal empat pasien dan kita percepat swabnya, hasilnya dia bisa keluar sehingga hotel saat ini kosong, sudah dua hari ini kita tidak manfaatkan," tuturnya.

Sementara di Hotel Asrama Haji, dari sekitar 101 pasien yang sedang menjalani perawatan, hari ini sekitar 75 orang dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Namun, apabila besok Hotel Asrama Haji tak lagi menerima pasien, maka pemkot juga akan menghentikan isolasi di tempat tersebut.

"Karena kemungkinan yang 25 orang itu kita dorong untuk bisa keluar hari ini atau paling lambat besok," ia mengungkapkan.

Bahkan, pemkot akan terus berupaya mempercepat pemeriksaan swab kepada pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Pasien itu sebelumnya melakukan isolasi mandiri di rumah dan didorong menjalani perawatan di Hotel Asrama Haji.

"Kita masih dorong warga itu untuk masuk Asrama Haji, tapi kalau mereka tidak mau ya kita akan tutup Asrama Haji, karena posisinya pasien yang mau (menjalani isolasi) di situ sudah habis," ia menjelaskan.

Meski demikian, seluruh masyarakat diharap tetap disiplin menjaga protokol kesehatan. Sebab, kalau masih ada penularan maka hal itu akan menjadi berat.

"Artinya bahwa kita rajin cuci tangan untuk kesehatan kita, pakai masker dan jaga jarak untuk kesehatan kita itu semua bagus. Ada atau tidak ada Covid-19 ini sebetulnya perilaku yang bagus ini harus tetap kita lanjutkan," ia mengingatkan.

BACA JUGA: Tak Hanya Pendatang, Warga Surabaya yang Lakukan Perjalanan ke Luar Kota Wajib Swab

Menurutnya, saat ini tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Surabaya tinggi, sedangkan penularannya rendah. Karena itu, jumlah pasien yang menjalani perawatan di hotel maupun Asrama Haji banyak yang sembuh. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, tren kesembuhan pasien dalam satu bulan ini rata-rata per hari 80 orang ke atas.

"Untuk menjaga tren membaik kita tidak boleh lengah, justru kita malah turun dan agak keras. Kita turun lebih sistemik dibanding kemarin," ia menegaskan.

Bersama jajaran TNI dan Polri, pihaknya akan terus berupaya memutus mata rantai Covid-19. Karena itu, dengan adanya penerapan sanksi denda bagi pelanggar protokol kesehatan diharapkan efektif mendisiplinkan masyarakat.

"Kita harapkan denda ini efektif dan bisa memberikan efek jera. Justru kita sekarang sering razia. Turun terus kita pantau terus daerah-daerah yang rawan," ia menandaskan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan pemkot menggunakan metode perhitungan bobot indikator kesehatan masyarakat dalam melakukan self assessment atau penilaian sendiri untuk pemantauan dan evaluasi internal kasus Covid-19. Dari hasil self assessment itu kemudian dilaporkan ke Pemprov dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Kita juga melakukan self assessment dengan membuat perhitungan yang mengacu pada (indikator) penilaian pusat (Kementerian Kesehatan). Dan ternyata, dari data-data yang ada, memang ada penurunan dari bulan sebelumnya,” kata wanita yang akrab disapa Feny itu.

BACA JUGA: Labkesda Diresmikan, Tes Swab Gratis Dikhususkan Bagi Warga Kota Surabaya

Ia mengungkapkan instrumen dalam self assessment itu terdapat 14 indikator penilaian ditambah satu indikator Rt angka reproduksi efektif atau triangulasi. Namun dalam penilaian itu, pihaknya tak hanya menambah indikator Rt (triangulasi). Penilaian melalui indikator epidemiologi, pelayanan kesehatan, evaluasi laju insidensi, dan mortality rate juga dilakukan.

“Kalau kita lihat bobot dari indikator kesehatan masyarakat Surabaya mulai tanggal 7-13 September itu nilai skor kita ada 2.44. Artinya kita sudah berada di zona risiko rendah,” ia menerangkan.

Menurutnya, skor tersebut berdasarkan perhitungan penilaian pada 14-15 indikator. Hal itu pula yang kemudian menyebabkan jumlah pasien yang menjalani perawatan dan isolasi baik di hotel maupun Asrama Haji menurun.

“Termasuk hotel yang awalnya kita punya lima hotel, kemarin dua hotel pun sudah kosong. Jadi tinggal satu hotel yang terisi pasien. Yang di hotel itu rapid reaktif. Setelah kita swab hasilnya negatif sehingga pulang,” ia memungkasi.