
Reporter
Restu C WidariJumat, 4 September 2020 - 23:40
Editor
Bruriy Susanto
EMIL DARDAK. Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak saat daring dalam studium generale yang menjadi salah satu acara dari kegiatan Pengukuhan 1.224 Mahasiswa Baru 2020 oleh Senat PENS, Jumat 4 September 2020
JATIMNET.COM, Surabaya - Sebagai upaya meningkatkan daya saing di dunia kerja, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak mahasiswa baru Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) berinovasi untuk negeri.
Hal tesebut disampaikannya secara daring dalam studium generale yang menjadi salah satu acara dari kegiatan Pengukuhan 1.224 Mahasiswa Baru 2020 oleh Senat PENS, Jumat 4 September 2020.
Strategi pendidikan dan prospek lapangan pekerjaan di masa pandemi Covid-19 di Jawa Timur menjadi topik yang diangkat dalam acara tersebut. Topik itu menjelaskan bagaimana peluang kerja disaat pandemi saat ini, terutama untuk lulusan vokasi.
Dalam pemaparannya, Wagub Emil mengatakan bahwa definisi dari program vokasi hanya fokus pada keterampilan saja, dan itu perlu digaris bawahi. Sedangkan program non vokasi lebih fokus kepada pola pikir yang lebih luas.
BACA JUGA: 2.560 Mahasiswa Baru Diterima Melalui Jalur SKM
"Jadi, vokasi bisa menjadi pilihan namun didukung dengan kemampuan lain, karena perkembangan dari teknologi sangatlah pesat sehingga harus tetap mencetak lulusan yang memiliki kemampuan yang tidak terbatas pada kemampuan teknis semata," kata Emil, Jumat 4 September 2020.
Ia mencontohkan, seorang insinyur tidak lagi harus menggambar blue print secara manual, tetapi bisa melakukannya melalui software autocad. Kemudian adanya pabrik-pabrik yang bisa melakukan otomatisasi proses, sehingga beberapa fungsi yang dulunya manual bisa dikerjakan secara otomatis.
"Sama seperti situasi pandemi saat ini yang sedang menerapkan deteksi kepatuhan dalam penggunaan masker di pasar menggunakan kecerdasan buatan," ia menuturkan.
Misalnya, pada deteksi pertama sebanyak 100 orang, namun kenyataannya terdapat 150 orang yang menggunakan masker. Maka kesalahan tersebut dicari penyebabnya, kemudian di input ke dalam program, sehingga mesin tersebut menjadi lebih akurat.
"Hal ini menjadi tantangan bagi kita, bagaimana tenaga-tenaga yang selama ini mengandalkan keterampilan. Maka dari itu kemampuan kognitif kita harus tetap memiliki kompetensi, bukannya kita tergantikan oleh mesin, namun harus bersinergi dengan mesin," ia mengingatkan.
BACA JUGA: GUNA TINGKATKAN DAYA SAING DAN PENJUALAN, UMKM KADER PENGGERAK HALAL DIBERI QR CODE
Wagub Emil menambahkan, pandemi mengakselerasi kebutuhan tenaga-tenaga vokasi di era digital. Namun di sisi lain terdapat perubahan yang luar biasa bagi lulusan vokasi, karena adanya potensi machine learning atau deep learning, sehingga dapat menggantikan sumber daya manusia.
"Oleh karena itu, sangat penting bagi mahasiswa-mahasiswi baru untuk memiliki referensi seluas-luasnya, dan mulai untuk mengenal skill lain," ia menegaskan.
Di akhir pemaparannya, Emil menyampaikan bahwa ijazah yang diperoleh nanti akan berlaku seumur hidup dan nantinya ilmu akan terus berkembang. Sehingga saat lulus nantinya harus menjadi seseorang yang mempunyai karakter dalam kemampuan belajar secara aktif.
"Selain itu, maksimalkan pembelajaran disiplin-disiplin ilmu yang bisa melengkapi saat dunia kerja nantinya. Saya berharap akan lahir sumber daya yang sangat kompeten dalam menjawab tantangan era digital disaat pandemi dan pasca pandemi kedepannya," ia memungkasi.