Senin, 03 February 2020 14:16 UTC
Mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifudin terlihat hadir dalam pemakaman Gus Sholah, Senin 3 Februari 2020. Foto: Karina Norhadini.
JATIMNET.COM, Jombang – Prosesi pemakaman KH Salahuddin Wahid usai dilakukan. Keluarga dan sejumlah tokoh nasional turut mengantar jenazah kiai yang akrab disapa Gus Sholah, Senin 3 Februari 2020.
Tokoh nasional yang hadir di antaranya, Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam), Mahfud MD; Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir; pengasuh pondok pesantren Roudlatuth Tholibin, KH Ahmad Mustofa Bisri; mantan Menteri Pendidikan, M Nuh, serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan wakilnya, Emil Dardak.
Prosesi pemakaman diawali pembacaan talkin oleh KH Masduki Abdurrahman Al Hafidz, selaku pengasuh pondok pesantren Tahfidzil Qur'an, Perak, Jombang. Kemudian disusul sambutan dari pihak keluarga yang diwakili KH Abdul Hakim Mahfud yang juga saudara sepupu Gus Sholah.
“Kehadiran Panjenengan (Anda) ini sangat berharga bagi keluarga besar ponpes Tebuireng. Panjenengan semua sangat mendukung bagi keluarga besar Tebuireng. Ini dukungan moral yang sangat besar, dan kami sampaikan terima kasih banyak,” kata Gus Kikin, sapaan Abdul Hakim Mahfud dalam sambutannya.
BACA JUGA: Perpindahan Tempat Tinggal Gus Sholah Jadi Firasat Akhir
Dia mengatakan bahwa Gus Sholah merupakan sosok bapak sekaligus pengasuh yang begitu ikhlas membimbing para santri. Selama menjadi pengasuh ponpes Tebuireng, Gus Sholah berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini membuat Pesantren Tebuireng menjadi sangat besar seperti sekarang ini.
Sementara itu, KH Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus dalam sambutannya mengaku sangat bersyukur bisa menjadi salah satu teman karib Gus Sholah.
“Alhamdulillah saya mendapat berkah berkenalan dengan beliau. Beliau sosok yang sangat ikhlas. Karakter yang sangat-sangat sulit dicari, adalah keikhlasan untuk melakukan darma bakti bukan hanya kepada agama, tapi juga kepada bangsa dan negara,” terang Gus Mus mewakili tokoh nasional.

SALIM. Mantan Menteri Pendidikan, M.Nuh juga hadir dalam pemakaman Gus Sholah. Foto: Karina Norhadini.
Adik kandung Presiden RI keempat, KH Abdurrahman Wahid ini merupakan sosok cendikiawan muslim yang luar biasa. Ia seorang cendikiawan muslim yang getol merawat persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga, Gus Sholah bisa diterima di segala lapisan masyarakat.
“Bukan hanya NU saja, kami merasa kehilangan seorang pejuang yang muhlis, yang ikhlas merajut kebersamaan dengan sesama umat,” imbuhnya.
BACA JUGA: Santri dan Peziarah Penuhi Ponpes Tebuireng Sambut Jenasah Gus Sholah
Keinginan Gus Sholah, dalam merawat persatuan bangsa, kata Gus Mus, tak hanya diucap di mulut. Melainkan dilakukan dengan sepenuh hati. Bahkan hingga akhir hayat menjemput, Gus Sholah masih berupaya merajut persatuan bangsa dengan berbagai cara dan upaya.
Gus Mus mengajak seluruh santri dan masyarakat tak perlu risau. Kendati kepergian Gus Sholah membuat warga Indonesia dan nahdliyin sangat-sangat kehilangan. Terlebih, cucu pendiri NU KH Hasyim Asy'ari ini merupakan sosok panutan.
“NU kehilangan seorang tokoh yang mampu mencurahkan tenaga pikiran sampai detik terakhir, beliau masih tetap memperjuangkan cita-cita NU, yakni keutuhan bangsa. Kita lepas bapak bangsa ini dengan ikhlas, semoga semuanya meneladani beliau,” tuturnya sebelum mengakhiri sambutan dengan doa.
Usai pemakaman, nampak ribuan peziarah memadati lokasi pondok pesantren Tebuireng. Derasnya guyuran hujan tak menghalangi warga untuk berziarah ke pusara almarhum KH Salahudin Wahid atau dikenal Gus Sholah. Sugeng tindak, Gus.