Logo

Sapi Tersuspek PMK, Peternak Sapi Perah di Ponorogo Buang Ratusan Liter Susu Tiap Harinya

Reporter:,Editor:

Selasa, 31 May 2022 07:40 UTC

Sapi Tersuspek PMK, Peternak Sapi Perah di Ponorogo Buang Ratusan Liter Susu Tiap Harinya

Salah satu peternak, Ambar Suyanto usia 42 tahun saat membuang susu dari hasil perah-an di kebun peternakan miliknya, Selasa 31 Mei 2022. Foto: Gayuh

JATIMNET.COM, Ponorogo – Sejumlah peternak sapi perah di Desa Pudak Kulon, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, mulai was-was, karena beberapa sapi perah mulai mengalami gejala mirip dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 

Salah satu peternak, Ambar Suyanto usia 42 tahun, mengatakan jika ada tiga sapi miliknya yang mengalami gejala PMK seperti mulut mengeluarkan lendir dan kaki mengalami bengkak. Akibatnya sapi menjadi malas untuk makan dan sebagian sapi mengalami kesulitan untuk berdiri. 

“Sudah sejak Kamis (26 Mei) lalu saya periksakan kedokter hewan, dan sudah diambil sampel darahnya. Saat ini masih menunggu hasil apakah benar terkena PMK,” kata Ambar, Selasa 31 Mei 2022.

Baca Juga: 15 Kabupaten/Kota di Jatim Berstatus Zona Hijau PMK

Ambar menuturkan dirinya saat ini hanya mengandalkan obat dari dokter hewan dan memberikan antiobitik seadanya. Meski begitu sejumlah sapi yang sehat juga harus diberikan obat agar tidak tertular oleh sapi yang saat ini tersuspek PMK. 

“Rata-rata peternak di Pudak memiliki lebih dari lima ekor sapi, sedangkan untuk suntik antibiotik sampai sembuh bisa menghabiskan Rp 2 juta per sapi,” tutur Ambar. 

Salah satu peternak, Ambar Suyanto usia 42 tahun saat berada di kebun peternakan miliknya, Selasa 31 Mei 2022. Foto: Gayuh

Selain harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menyembuhkan sapi-sapinya, Ambar juga harus dibuat pusing ketika susu sapi perahnya tidak bisa dijual karena terkontaminasi oleh antibiotik untuk mengobati gejala PMK tersebut.

Akibatnya setiap hari ia harus membuang 200 liter susu sapi karena tidak bisa dikonsumsi dan tidak diterima oleh pabrik susu. Ia pun harus menanggung kerugian hingga ratusan ribu ketika ratusan liter susu sapi tersebut dibuang. “Praktis sejak kamis lalu saya tidak ada pemasukan, sementara sapi harus terus diberi obat dan beri pakan,” ujar Ambar.

Baca Juga: Jelang Iduladha, Mentan Pastikan Hewan Ternak dari Daerah Aman PMK

Ia pun berharap ada bantuan obat-obatan dari pemerintah agar bisa meringankan beban peternak sapi. “Untuk sementara kami peternak masih swadaya untuk membeli obat-obatan, bahkan banyak yang sementara berhutang untuk suntik antibiotik kedokter hewan,” imbuh Ambar.

Sementara, Kepala Desa Pudak Sujadi, menambahkan jika sampai hari sudah ada sudah ada 86 yang tersuspek PMK di desanya. Akibatnya banyak peternak sapi perah yang tidak mempunyai pemasukan dikarenakan tidak bisa menjual susu sapinya akibat terkontaminasi oleh antibiotik. 

“Asalnya dari mana kami juga tidak tahu. Sehingga yang bisa dilakukan peternak saat ini hanya memberi suplemen dan memberi suntikan antibiotik dari dokter hewan agar tidak meluas ke kandang lain,” pungkas Sujadi.