Logo

Santri dan Forkopimda Salat Istisqa dalam Peringatan Hari Santri di Madiun

Reporter:,Editor:

Selasa, 22 October 2019 09:45 UTC

Santri dan Forkopimda Salat Istisqa dalam Peringatan Hari Santri di Madiun

KHIDMAT. Jajaran Forkopimda Kabupaten Madiun, santri, dan pesilat mengikuti Salat Istisqa di Alun-Alun Reksogati, Caruban, Selasa 22 Oktober 2019. Foto: Nd.Nugroho

JATIMNET. COM, Madiun - Ribuan santri, pesilat dari 14 perguruan, dan jajaran forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) Kabupaten Madiun mengikuti apel akbar Hari Santri Nasional (HSN) di Alun-Alun Reksogati, Caruban, Selasa 22 Oktober 2019.

Selain upacara, dalam kegiatan itu juga digelar Salat Istisqa untuk meminta hujan kepada Tuhan YME. Sebab, musim kemarau yang berkepanjangan telah mengakibatkan krisis air terutama untuk ratusan hektare lahan sawah milik petani.

"Sampai hari ini hujan belum turun juga. Dampaknya kepada petani dan warga lain yang membutuhkan air," kata Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro usai Salat Istisqa.

BACA JUGA: Kekeringan, Puluhan Pelajar Mojokerto Salat Istisqa

Oleh karena itu, salat sunah meminta hujan sengaja dijalankan bersamaan dengan HSN 2019. Alasannya, ribuan santri tengah berkumpul di alun-alun. Dengan banyaknya santri yang ikut berdoa diharapkan agar hajat warga terkait turunnya hujan dikabulkan oleh Tuhan YME.

"Semoga hujan segera turun," ujar Kaji Mbing sapaan akrab Ahmad Dawami Ragil Saputro.

PAWAI. Para santri sedang pawai di dalam Alun-Alun Reksogati, Caruban, Kabupaten Madiun dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, Selasa 22 Oktober 2019. Foto: Nd.Nugroho

Sementara itu, apel bersama HSN diikuti ribuan santri dari 15 kecamatan di Kabupaten Madiun. Sebelumnya, setiap rombongan  mengikuti pawai mengelilingi alun-alun. Sebagian di antaranya mengangkat tema Dongkrek, kesenian asli Mejayan dan pencak silat.

BACA JUGA: Warga Blitar Gelar Salat Istisqa untuk Meminta Hujan

Menurut Kaji Mbing, melalui peringatan HSN diharapkan meningkatkan sumber daya manusia para santri. Sebab, mereka mempunyai andil besar dalam setiap sejarah bangsa yang sebelumnya dinilai kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah.

"Di Kabupaten Madiun, melalui 20 persen ADD (alokasi dana desa) bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan SDM santri," kata bupati.