Logo

Sandiaga Uno, Khofifah, dan Gus Ipul Diusulkan Jadi Ketua Umum PPP

Reporter:,Editor:

Rabu, 28 October 2020 13:40 UTC

Sandiaga Uno, Khofifah, dan Gus Ipul Diusulkan Jadi Ketua Umum PPP

SOSIALISASI. Wakil Ketua Umum DPP PPP Arwani Thomafi yang juga Anggota DPR dan MPR saat sosialisasi empat pilar demokrasi di Pondok Pesantren Darus Sholah, Tegal Besar, Jember, Rabu, 28 Oktober 2020. Foto: PPP

JATIMNET.COM, Jember – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membuat kejutan menjelang pelaksanaan Muktamar IX yang akan digelar Desember 2020.

Sejumlah tokoh diusulkan untuk menjadi Ketua Umum partai berlambang Ka’bah ini. Dari enam nama yang mengemuka, sebagian di antaranya adalah tokoh luar partai, bahkan ada yang masih menjadi pimpinan partai lain.

“Terkait munculnya nama-nama tersebut, itu adalah upaya kita untuk keluar dari krisis sejak Pemilu 2019. Karena pada pemilu terakhir itu, kita mendapat kursi yang amat minimalis,” tutur Wakil Ketua Umum DPP PPP Arwani Thomafi yang juga Anggota DPR dan MPR saat sosialisasi empat pilar demokrasi di Pondok Pesantren Darus Sholah, Tegal Besar, Jember, Rabu, 28 Oktober 2020.

Tokoh dari luar partai yang diusulkan antara lain Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul), dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Mardiono.

BACA JUGA: PPP Mengincar Delapan Kemenangan dalam Pilkada Serentak

Sedangkan dua nama lain yang merupakan kader PPP adalah Plt Ketua Umum PPP Suharso Manoarfa dan kader senior PPP Akhmad Muqowwam .

“Muktamar ini forum tertinggi yang menjadi milik seluruh kader bahkan seluruh masyarakat. Karena itu, aspirasi dan usulan baik dari struktur partai maupun masyarakat terkait format PPP untuk bisa keluar dari krisis akan kita musyawarahkan. Agar di Pemilu 2024, kita bisa bangkit,” kata Anggota Komisi II DPR RI ini.

Diakui Arwani, perolehan suara PPP dalam Pemilu 2019 adalah yang terendah sejak PPP berdiri. Kursi Ketua Umum DPP PPP dijabat sementara oleh Plt, beberapa minggu sebelum pemungutan suara akibat Ketua Umum saat itu, Romahurmuziy, ditangkap KPK karena menerima suap jual beli jabatan di Kemenag Jatim.

“PPP adalah salah satu partai tertua yang telah melewati berbagai rezim sejak Orde Baru. Ini akan menjadi ikhtiar baik dari kita semua untuk kebesaran partai,” tutur Arwani.

Karena itu, selain memilih ketua umum, PPP berharap melalui muktamar nanti bisa merumuskan strategi untuk kebangkitan partai. Sejauh ini, terdapat tiga aspirasi untuk mempromosikan PPP agar bisa meraih simpati publik lebih besar.

Strategi pertama dengan memperkuat basis sejarah PPP yang merupakan gabungan atau fusi dari sejumlah ormas Islam pada awal Orde Baru berdiri antara lain Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Pergerakan Tarbiah Islam (Perti), dan Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII).

BACA JUGA:

“Kesejarahan itu akan menjadi modal kita untuk memperkuat agar kembali meraih simpati dari umat,” ujar alumnus UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta ini.

Strategi kedua, PPP akan mensinergikan modal kesejarahan itu dengan ide-ide politik terkini dengan lebih banyak merangkul generasi muda. “Membuat partai ini lebih adaptif dan disukai generasi muda. Dua warna itu yang coba akan kita gabungkan,” tutur Arwani.

Strategi ketiga adalah PPP meninggalkan identitas lamanya sebagai partai Islam. Mereka yang mengusulkan ide ini menilai selama ini PPP terjebak dalam simbolisme Islam.

“Sehingga ada usulan keluar saja, meninggalkan identitas lama. Tetapi ini menurut saya, tidak kita harapkan. Saya lebih melihat (setuju) ide pertama dan kedua,” katanya.