Kamis, 23 April 2020 04:00 UTC
PWU: Direktur PT Panca Wira Usaha (PWU) Erlangga Satriagung.
JATIMNET.COM, Surabaya - Direktur PT Panca Wira Usaha (PWU) Erlangga Satriagung sebagai pengelola pasar murah Jatim Expo, mengaku pemprov punya pertimbangan sendiri memilih mengadakan pasar murah di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya pasar murah ini sebagai langkah mengontrol harga pangan.
"Tujuannya untuk membuat rasa aman dan nyaman, bahwa dalam suasana seperti sekarang merebak covid-19, PSBB (pembatasan sosial Berskala besar), jangan sampai dimanfaatkan spekulan," ujar Erlangga, Kamis 23 April 2020.
Ia mengklaim, minat masyarakat mendatangi pasar murah cukup banyak. Di hari pertama buka, Selasa 21 April 2020, jumlah pembali yang datang langsung mencapai 1.134 orang. Kemudian pesan melalui daring di www.lumbungpanganjatim.com, dalam tiga jam sebanyak 753 orang.
BACA JUGA: PSBB Tiga Daerah di Jatim
Memang sempat terjadi salah informasi di hari pertama. Calon pembeli menumpuk beberapa jam sebelum dibuka. Namun, kata Erlangga, kondisi itu disebabkan karena ada salah informasi yang menyebut ada pembagian sembako gratis.
"Tapi setelah diberi informasi yang benar bahwa ini pasar murah, dan akan buka selama tiga bulan, serta stoknya masih mencukupi. Akhirnya sekarang landai pengunjungnya," tegasnya.
Selanjutnya, kata Erlangga, model penjualan pasar murah seperti ini rencananya diperluas dibeberapa daerah. Kota selanjutnya yang dibidik adalah Malang. Setelah itu secara bertahap di empat Bakorwil lainnya, Bojonegoro, Madura, Madiun, dan Jember.
BACA JUGA: Positif Covid di Magetan Bertambah Empat Orang, Bukan dari Temboro
Untuk produk yang dijual, selanjutnya juga akan gandeng gapoktan agar bisa memasok produk mereka agar hasil panenan bisa diserap pasar. Pihaknya masih menunggu data dari dinas terkait soal hal tersebut.
Dirinya optimis dengan pasar murah ini akan bisa mengontrol harga di tengah pandemi. "Situasi sekarang ini kan orang stres. kalau ditambah dengan naiknya bahan pokok bisa tambah stres. Ini juga langkah untuk cegah panic buying," tuturnya.