Logo

Ruang Kelas Rusak, Puluhan Siswa SD di Ponorogo Belajar di Tenda

Reporter:,Editor:

Jumat, 26 August 2022 04:40 UTC

Ruang Kelas Rusak, Puluhan Siswa SD di Ponorogo Belajar di Tenda

TENDA DARURAT. Puluhan siswa SDN 2 Karangpatihan, Kec. Pulung, Kab. Ponorogo, terpaksa belajar di bawah tenda bantuan BPBD karena ruang kelas mereka rusak dan tak layak digunakan, Jumat, 26 Agustus 2022. Foto: Gayuh Satria

JATIMNET.COM, Ponorogo – Takut ruang kelas roboh, puluhan siswa SDN 2 Karangpatihan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, terpaksa harus belajar di dalam tenda milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Salah satu guru, Nurhadi, mengatakan jika kondisi fisik sekolahnya memang sudah sangat mengkhawatirkan. Dari enam ruangan kelas, hanya dua ruangan kelas yang saat ini masih layak dan aman untuk digunakan kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan empat ruangan lainnya sudah mulai mengalami kerusakan, mulai dari tembok yang sudah retak, kerangka atap bangunan yang sudah lapuk, dan rusaknya lantai bangunan. Bahkan sebelum menggunakan tenda dari BPBD, dua ruangan kelas yang ada digunakan berjubel untuk kegiatan belajar anak-anak mulai kelas I hingga kelas VI.

BACA JUGA: Lagi, SD di Ponorogo Rusak Parah, Plafon Jebol Hingga Genteng Bocor

“Kalau jadi satu khan gaduh, dan enggak efisien untuk kegiatan belajar mangajar,” kata Nurhadi, Jumat, 26 Agustus 2022.

Ia menerangkan sebenarnya pada 2009 lalu sekolah tempatnya mengajar tersebut sempat diperbaiki, yakni berupa perbaikan tembok dan jendela. Namun sejak saat itu perbaikan kembali hanya dilakukan dengan cara tambal sulam dan perbaikan kecil-kecilan. 

Hingga saat ini pihak sekolah sebenarnya sudah mengajukan perbaikan ke Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Ponorogo. Bahkan rencana perbaikan dan anggaran sebenarnya juga sudah ada, namun anggaran yang ada hanya sekitar Rp100 juta dan hanya cukup untuk rehabilitasi satu ruangan kelas saja. 

BACA JUGA: Dindik Ponorogo Ajukan Rehabilitasi SDN 4 Gelangkulon Senilai Rp 400 Juta Melalui PAK APBD

“Saat ini masih kita usahakan untuk mencari pinjaman tempat untuk belajar karena jika dijadikan satu seperti ini, pembelajaran tidak akan maksimal,” ujar Nurhadi.

Sementara itu, Komite SDN 2 Karangpatihan, Ladi, menuturkan jika pihaknya juga sudah mencoba meminjam tiga buah tenda kepada BPBD Ponorogo, namun hingga saat ini baru ada satu tenda yang dipinjamkan. Sebab, sebagian besar orang tua khawatir jika anaknya harus belajar di dalam kelas. 

“Jika tidak ada tenda lagi, kami sudah berencana untuk membeli tenda secara swadaya agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman,” tutur Ladi.