Senin, 16 March 2020 14:10 UTC
JAGA JARAK. Peserta rakor pencegahan Covid-19 di Pemkot Surabaya diberi jarak dan diwajibkan memakai masker, Senin, 16 Maret 2020. Rapat ini mengimbau swasta dan instansi pemerintah punya protokol pencegahan Covid-19. Foto: Restu Cahya
JATIMNET.COM, Surabaya – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggelar rapat koordinasi dengan berbagai stakeholder (pemangku kepentingan) untuk mencegah penularan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Graha Sawunggaling Pemkot Surabaya, Senin, 16 Maret 2020.
Rapat koordinasi itu dihadiri perusahaan transportasi, pengusaha mal, hotel, tempat hiburan, dan berbagai instansi lainnya di Kota Surabaya.
Rapat koordinasi ini tampak berbeda dari biasanya. Sebelum masuk dan naik ke ruang rapat, para peserta dicek suhu tubuhnya. Lalu diberikan masker dan juga hand sanitizer. Akhirnya, semua peserta yang ikut dalam rapat koordinasi itu menggunakan masker dan kursi duduknya juga sudah diatur, berjarak sekitar 1 meter.
Wali kota yang akrab disapa Risma ini meminta semua stakeholder untuk membuat protokol pencegahan Covid-19 di area masing-masing. Menurutnya, ini sangat penting untuk menekan penularan virus tersebut.
BACA JUGA: Belum Darurat Corona, Jatim Belum Tetapkan Status Lockdown
“Sebenarnya memang disarankan untuk tidak mengadakan pertemuan, tapi saya harus lakukan ini supaya mereka membuat protokol di sekitar mereka masing-masing, sehingga diharapkan pencegahannya bisa lebih efektif,” kata Risma.
Presiden Persatuan Pemerintah Kota se-Asia Pasifik ini juga menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya sudah membuat beberapa protokol untuk mencegah virus tersebut. Misalnya, membiasakan cuci tangan saat hendak masuk kantor, thermo scan harus tersedia di tempat umum, dan karpet masjid atau musala harus digulung setelah digunakan.
“Jadi, mari kita buat protokol yang sesuai dengan kondisi dan keadaannya masing-masing, silakan disesuaikan,” ujarnya.
Ia mencontohkan panduan dalam protokol itu misalnya hotel dan mal harus menyediakan thermo scan atau alat pengukur suhu tubuh dan hand sanitizer atau cairan antiseptik pembersih tangan. Di samping itu, bagi karyawan yang kondisinya panas dan ada gejala Covid-19 diharapkan agar memeriksakan diri ke rumah sakit atau beristirahat di rumah untuk mencegah penularan di skala yang lebih luas.
BACA JUGA: Dampak Corona, Kunjungan Wisatawan Asing Turun 60 Persen
Dalam rapat koordinasi ini, Pemkot Surabaya juga memberikan hand sanitizer kepada beberapa instansi pemerintah dan swasta.
“Kami juga akan terus melakukan disinfektan ke beberapa tempat. Ini sudah bergerak mulai dari Balai Kota,” ujarnya.
Risma juga memastikan Surabaya tidak akan menerapkan status lockdown (penguncian) atau menutup akses masuk maupun keluar kota. Sebab menurutnya, dampak ekonominya akan sangat fatal. Solusinya, Pemkot Surabaya terus menggalakkan pencegahan penularan virus ini.
“Saya selalu sampaikan bahwa Surabaya tidak akan lockdown karena kalau lockdown, ekonominya bisa kolap dan itu bisa lebih berat. Apalagi tidak semua orang pendapatannya dihitung per bulan, ada yang harian. Makanya saya sampai melakukan rapat koordinasi seperti sekarang ini,” katanya.
BACA JUGA: Antisipasi Corona, Warga Surabaya Diimbau Urus Administrasi Kependudukan Online
Warga Surabaya juga diminta untuk mematuhi protokol yang telah dibuat di setiap instansi pemerintah atau swasta. Sebab, hal ini akan sangat membantu dalam mencegah penularan virus.
“Mari kita hadapi ini bersama-sama. Warga tidak perlu khawatir dengan kebutuhan pokoknya sehari-hari, karena kami terus melakukan pasar murah untuk mencukupi kebutuhan warga,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging dan re-Emerging (Penere) RSUD dr Soetomo, dr Sudarsono, sebagai pemateri dalam rapat koordinasi menjelaskan berbagai langkah yang dilakukan Pemkot Surabaya sudah sangat bagus.
“Ini gerakan-gerakan yang bagus dan strategis. Kalau nanti sudah terbentuk protokol-protokolnya, maka warga harus bisa mengikuti protokol ini,” katanya.
Gerakan semacam, menurutnya, harus dilakukan mulai dari jajaran yang paling tinggi hingga masyarakat sehingga diharapkan bisa seperti Cina yang berhasil menekan penularan Covid-19.