Rabu, 19 August 2020 15:40 UTC
PERESMIAN SMPN. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat peresmian SMPN 62 Surabaya, Rabu, 19 Agustus 2020. Foto: Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kembali meresmikan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN), Rabu, 19 Agustus 2020. Kali ini Risma meresmikan SMPN 62 di kawasan Surabaya Timur, tepatnya di Kecamatan Gunung Anyar.
Peresmian tersebut dihadiri Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya, Ketua DPRD Kota Surabaya, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika), Kepala Sekolah, dan perwakilan para guru.
Risma mengatakan SMPN 62 sudah berdiri sejak tahun 2018 dan sudah menerima siswa baru mengingat belum adanya SMPN di daerah setempat.
BACA JUGA: Surabaya Terus Tambah Sekolah, Berupaya Ciptakan Rombel Ideal
"Bahkan sempat juga dibangun ruang kelas baru untuk menampung siswa," kata Risma.
Menurutnya, SMPN 62 dibangun dengan perjuangan berat. Sebab, lahan yang saat ini digunakan sempat bermasalah. Ketika masalah itu selesai, SMPN 62 bisa dibangun.
"Karena adanya sistem rayonisasi, anak-anak di Gunung Anyar sulit mendapat sekolah, akhirnya sekolah ini dibuka," ia menjelaskan.
Dengan adanya SMPN di beberapa wilayah, baik di pusat maupun di wilayah pinggiran, Risma tidak ingin ada lagi sekolah favorit atau tidak favorit.
"Saya minta para guru untuk menciptakan anak-anak Surabaya yang tangguh dan berkarakter, sehingga mampu bersaing dengan anak-anak dari bangsa lain," ia mengingatkan.
Di samping itu pula, kepada para guru juga diminta agar mendorong siswa-siswinya untuk terus berinovasi dan terus mau belajar.
"Anak-anak harus diajari banyak. Kalau sudah mencapai ini masih kurang, mencapai itu masih kurang. Dengan begitu anak-anak tidak sombong dan mau terus belajar," ia mengungkapkan.
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Ubah Kawasan Dolly Jadi Kompleks Sekolah
Namun, apabila ada anak yang belum bisa sesuatu hal diminta agar anak itu tidak langsung dianggap tidak mampu atau bodoh. Karena bisa jadi anak tersebut belum menemukan potensi yang ada pada dirinya.
"Jangan anggap juga sekolah pinggiran kalah bagus dengan sekolah di pusat. Tidak ada anak bodoh itu, yang ada adalah bagaimana cara kita memotivasi anak itu agar mau belajar dengan disiplin," ia menerangkan.
Menurutnya, proses belajar menjadi bagian penting agar anak dapat bersaing. Karena itu, jangan karena input jelek, maka output juga jelek. Para guru diminta sabar dan yakin setiap anak mempunyai potensi masing-masing.
"Dorongan dan motivasi kepada anak-anak itu sangat penting bagi anak-anak. Yakinlah setiap anak punya potensi yang perlu digali," ia memungkasi.