Rabu, 15 September 2021 23:40 UTC
Bupati Jember, Hendy Siswanto (kanan) bersama Wabup, M.B. Firjaun Barlaman (kiri) saat mengayuh becak mengelilingi Alun-Alun kota, Rabu 15 September 2021. Foto: Faizin
JATIMNET.COM, Jember – Ada yang tak biasa di sekitar Alun-Alun kota Jember pada Rabu 15 Septtember 2021 siang. Bupati Jember, Hendy Siswanto bersama Wabup, Muhammad Balya Firjaun Barlaman, kompak mengayuh becak bersama, mengelilingi alun-alun. Duduk di kursi penumpang, justru pengayuh becak tersebut.
“Wah ngos-ngosan. Berat sekali kerja pengayuh becak ini. Mereka keren. Karena itu, pemerintah harus membantu,” kata Hendy saat diwawancarai wartawan usai satu putaran mengelilingi Alun-Alun dengan mengayuh becak.
Tindakan sepasang pimpinan Jember itu mengayuh becak menjadi bagian dari seremoni peluncuran Angkutan Wisata Jember. Program tersebut diinisiasi oleh pegiat social tourim “Tamasya Bus Kota (TBK)” yang sudah 4 tahun ini aktif memberdayakan angkutan umum di Jember.
Melalui berbagai kegiatan wisata berbasi pemberdayaan, TBK berupaya untuk membantu pengemudi angkutan umum yang terhimpit oleh masifnya penggunaan angkutan pribadi. “Program yang luar biasa. Kita juga akan mendukung dengan menyediakan tukang becak di titik-titik wisata tertentu,” ujar Hendy.
Baca Juga: Status PPKM Level 1, Pemkab Jember Tunggu Instruksi Kelonggaran Kegiatan
Saat ini, Pemkab Jember berupaya mendukung kebangkitan wisata di Jember seiring dengan sejumlah pelonggaran dari pemerintah pusat. Hal ini juga terbantu oleh naiknya status Jember menjadi PPKM Level 1 sejak pekan ini. “Wisata bisa bangkit dengan tetap disiplin protokol kesehatan,” ucap Hendy.
Sementara, penggagas TBK, Hasti Utami menjelaskan, Program Angkutan Wisata Jember diharapkan menjadi solusi di tengah persoalan transportasi sekaligus persoalan pariwisata.
“Kita mengkolaborasikan pelaku pariwisata berbasis masyarakat dengan pelaku transporasi sehingga bisa lebih mempercepat pengembangannya. Pada akhirnya kemanfaatannya akan segera bisa dinikmati lebih banyak masyarakat,” ujar Hasti.
Angkutan Wisata akan membuka dan mempermudah akses ke destinasi-destinasi wisata, menstimulasi tumbuh dan berkembangnya destinasi wisata. Para pelaku transportasi seperti tukang becak dan sopir angkutan umum, sebelumnya juga sudah mendapat pelatihan terlebih dahulu oleh TBK yang bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Pemkab Jember.
Baca Juga: Kontroversi Honor Pemakaman Covid, Plt Kepala BPBD Jember Dipertahankan
“Pelatihannya meliputi Public Speaking, Pemandu Wisata dan CHSE, serta fotografi sederhana dengan smartphone. Ada 50 sopir wisata, yaitu sopir merangkap pemandu wisata. Para sopir wisata dapat beradaptasi di era new normal dengan menerapkan protokol kesehatan. Pelatihan fotografi smartphone agar mereka bisa memotret wisatawan dengan bagus,” tutur alumnus Universitas Jember (Unej) ini.
Sementara itu, Yosi, salah satu pengemudi angkutan yang bisa disebut masyarakat Jember sebagai “Line Kuning” mengaku antusias dengan program ini. “Sejak kemarin kita sudah dilatih. Nanti kita melayani rute wisata, bergiliran dengan sopir yang lain,” ujar pria yang sudah 10 tahun menjadi sopir angkutan umum ini.
Sejak sebelum pandemi, penghasilan Yosi sudah terus menurun seiring semakin banyaknya pelajar yang memiliki motor pribadi. Hal ini juga ditambah dengan keberadaan ojek online. Tekanan ekonomi itu makin bertambah sejak adanya pandemi.
“Paling banter sehari Rp 50 ribu dapatnya. Dibagi dua dengan pemilik angkutan. Masih belum potong BBM. Pemilik angkutan memaklumi situasi pandemi, sehingga setoran juga dikurangi,” pungkas Yosi.
