Logo

Rencana Pernikahan Cintya dan Ilman itu

Reporter:,Editor:

Kamis, 01 November 2018 06:37 UTC

Rencana Pernikahan Cintya dan Ilman itu

Keluarga dibantu kerabat, warga dan anggota polisi mengantar jenazah Jannatun Cintya Dewi ke peristirahatan terakhir di pemakaman umum Desa Suruh, Sukodono, Sidoarjo, Kamis 1 November 2018. FOTO: M.Khaesar Januar Utomo.

JATIMNET.COM, Sidoarjo – Betapa terpukulnya Ilman Dhohir menyaksikan jenazah Jannatun Cintya Dewi (24) masuk liang lahat. Pria yang sehari-hari bekerja di Kedubes Korea Selatan di Jakarta itu hanya bisa menangis di pusara Desa Suruh, Sukodono Sidoarjo, Kamis 1 November 2018 pagi.

Ilman hanya bisa menangis dan bersedih. Sebab Jannatun adalah gadis pujaannya yang akan dipersunting pada bulan Februari 2019 mendatang. Namun Tuhan berkehendak lain. Cintya telah dipanggil-Nya.

Cintya adalah salah satu dari total 189 penumpang pesawat Lion Air PK-LQP, dengan rute Soekarno Hatta (Jakarta)-Depati Amir (Pangkalpinang), yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, 29 Oktober 2018.

Tidak banyak yang disampaikan Ilman di sela pemakaman pacarnya. Dia tampak shock dan terpukul atas kepergian calon istrinya.

“Tiga hari sebelum kejadian itu saya bertemu untuk makan siang bersama sambil ngobrol ringan. Biasanya kami ngobrol soal itu (rencana pernikahan)," terang Ilman selepas pemakaman Cintya.

Pria berusia 24 tahun itu mengaku sejauh ini keduanya sama-sama memiliki kesibukan. Jika dirinya bekerja di Kedubes Korsel, adapun pacarnya bekerja di Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), juga di ibu kota.

Praktis keduanya tidak memiliki waktu banyak untuk bersua. Karena kesibukan itulah yang menuntut keduanya sulit berkomunikasi, apalagi untuk bertemu. Biasanya pertemuan keduanya terjadi dua minggu sekali.

Kesedihan juga tergurat di wajah Bambang Supriyadi (49) yang merupakan ayah Jannatun Cintya Dewi. Tatapannya kerap kosong saat menerima tamu yang hendak berucap bela sungkawa.

Mengenakan baju batik warna coklat dipadu dengan celana hitam dan songkok, Bambang lebih banyak termenung. Sesekali terlihat menyeka air mata. Dia menyebutkan jika Cintya sudah setahun bekerja di Kementerian ESDM.

“Anak saya kerap berkomunikasi dengan ibunya melalui telepon, sekadar bertanya kabar,” kenang Bambang. Sejauh ini Bambang masih ragu, antara percaya dan tidak dengan peristiwa yang menimpa anaknya.

Sejak jenazah Jannatun Cintya Dewi diturunkan dari mobil ambulans, pukul 07.20 WIB hinga prosesi pemakaman, Bambang dan istrinya, Surtiyem (45) tidak bisa membendung air matanya. Bambang berusaha ikhlas dengan kepergian putrinya selepas pemakaman.