Logo

Ratna Juwita Tagih Pemerintah Soal Proyek Kilang Tuban

Reporter:,Editor:

Senin, 13 October 2025 07:24 UTC

Ratna Juwita Tagih Pemerintah Soal Proyek Kilang Tuban

Kawasan yang sedang dibangun kilang Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) atau Grass Root Refinery (GRR) Tuban. Foto: Istimewa/Dok PRPP Pertamina

JATIMNET.COM, Tuban – Hampir sepuluh tahun sejak proyek dimulai, pembangunan Kilang Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) atau Grass Root Refinery (GRR) Tuban masih belum menunjukkan perkembangan berarti.

Menanggapi kondisi itu, anggota Komisi VII DPR RI Ratna Juwita Sari mendesak pemerintah mengambil langkah tegas sekaligus menjelaskan secara transparan kepada publik mengenai hambatan yang mengganjal proyek strategis nasional tersebut.

“Sudah hampir satu dekade sejak groundbreaking, tapi proyek kilang Tuban belum juga berjalan. Pemerintah perlu terbuka mengenai kendalanya dan segera mencari solusi nyata untuk menyelesaikan persoalan ini,” ujar Ratna, Senin, 13 Oktober 2025.

BACA: Pembangunan Kilang Minyak di Tuban Dimulai

Ratna menilai keterlambatan proyek ini sangat kontras dengan target awal yang menempatkan kilang tersebut mulai beroperasi pada akhir 2025. Ia mencontohkan keberhasilan pembangunan kilang Balikpapan yang bisa menjadi tolok ukur keseriusan pemerintah dalam menjalankan politik energi nasional.

“Kalau Balikpapan bisa, seharusnya Tuban juga bisa. Ini bukan soal kemampuan teknis semata, tetapi juga tentang prioritas dan komitmen pemerintah,” tegasnya.

Sekretaris DPP PKB Bidang Sumber Daya Alam (SDA) itu menambahkan, pembangunan kilang baru sangat penting untuk memperkuat kemandirian energi nasional. Tanpa peningkatan kapasitas kilang minyak, Indonesia akan terus bergantung pada impor bahan bakar.

BACA: Pembebasan Lahan Kilang Minyak Tuban Selesai April

“Kalau tidak ada tambahan kilang, kemandirian energi hanya akan menjadi slogan. Kita perlu langkah konkret, bukan sekadar wacana,” ujar legislator asal daerah pemilihan Tuban–Bojonegoro, Jawa Timur, itu.

Berdasarkan data yang ia peroleh, produksi minyak nasional saat ini hanya sekitar 590 ribu barel per hari, sedangkan kebutuhan dalam negeri mencapai 1,6 juta barel per hari. Akibatnya, lebih dari 60 persen kebutuhan BBM Indonesia masih dipenuhi dari impor.

Ratna juga mendesak pemerintah mempercepat final investment decision (FID) dan menjelaskan secara terbuka kepada publik mengenai penyebab terhambatnya proyek tersebut.

BACA: Kilang Tuban Diharapkan Dongkrak Investasi Naik 15 Persen

“Kilang Tuban adalah proyek strategis nasional. Jangan dibiarkan berlarut-larut karena ini menyangkut kedaulatan energi dan masa depan ekonomi rakyat,” tandasnya.

Sebagai informasi, proyek GRR Tuban merupakan kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dan perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft, untuk membangun kilang minyak dan petrokimia terintegrasi berkapasitas 300.000 barel per hari. Proyek ini diharapkan mampu meningkatkan ketahanan energi nasional dan menghasilkan berbagai jenis bahan bakar serta produk petrokimia.

Hingga kini, proyek raksasa tersebut masih berada pada tahap pengembangan sambil menunggu keputusan investasi akhir (FID) dari pihak Rosneft untuk bisa dilanjutkan ke tahap konstruksi (EPC).