
Reporter
Rochman AriefRabu, 13 Februari 2019 - 05:59
Editor
Rochman Arief
Pembangunan kilang minyak di Tuban diharapkan bisa mendorong investasi di Jatim yang diperkirakan naik 15 persen dibanding tahun 2018 lalu. Foto: Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi Jawa Timur menargetkan peningkatan 15 persen realisasi penanaman modal tahun 2019.
Bercermin realisasi 2018, penanaman modal di Jatim mencapai Rp 155,65 triliun atau naik 0,02 persen dibanding capaian 2017 yang tercatat Rp 152,39 triliun.
“Kami berharap terjadi peningkatan 15 persen dibanding capaian tahun sebelumnya. Peningkatan ini salah satunya ditunjang pembangunan kilang minyak di Tuban,” kata Kepala DPM-PTSP Jawa Timur Aris Mukiyono, Rabu 13 Februari 2019.
BACA JUGA: Target Investasi Di Surabaya Mencapai Rp 41,58 Trilliun
Proyek kilang baru New Grass Root Refinery (RGGR) dilakukan PT Pertamina-Rosneft Oil Company Rusia, dan akan dilakukan pada akhir bulan ini. Rencananya, kilang tersebut berada di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban dengan nilai investasi Rp 199,3 triliun.
“Kami memiliki target di 2019 ini ada peningkatan terkait dengan rencana groundbreaking (peletakan batu pertama) Rosneft di Tuban,” bebernya.
Tahun 2018, investasi PMA di Jawa Timur mencatatkan Rp 17,87 triliun. Jumlah tersebut turun 0,16 persen dibanding tahun lalu yang mengemas Rp 21,14 trilliun. Kondisi tersebut juga terjadi di Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang turun 26 persen, dari Rp 45,04 tahun 2017 menjadi Rp 33,33 trilliun pada 2018.
BACA JUGA: Pembangunan Kilang Minyak Di Tuban Dimulai
Namun yang meningkat tajam adalah penanaman modal non fasilitas. Peningkatan sektor ini mencapai 18 persen, dari sebelumnya dari Rp 85,86 trilliun menjadi Rp 104,45 trilliun.
Posisi penanaman modal non fasilitasi yang di dalamnya ada Industri Kecil Menengah (IKM) atau Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) ini mendominasi di Jatim. Pemprov Jatim memprediksi tahun ini pertumbuhan pelaku usaha UMKM di angka 12,1 juta.
“Sejauh ini penanaman modal dalam negeri di Jatim justru mendominasi, yang di antaranya adalah non fasilitas,” ungkapnya.