Logo

Ragam Furniture In a Post Pandemic Era Dengan Material Asli Indonesia

Reporter:,Editor:

Kamis, 23 June 2022 05:00 UTC

Ragam Furniture In a Post Pandemic Era Dengan Material Asli Indonesia

Beberapa pengunjung pameran Furniture In a Post Pandemic Era tengah menjajal Kursi Luwes dan Healing Beach Chair. Foto: Restu

JATIMNET.COM, Surabaya - Program studi (prodi) Interior Product Design (IPD) UK Petra menggelar pameran bertajuk ‘Furniture In a Post Pandemic Era’ di Amphiteather' di Pakuwon City Mall lantai 2M, pada 22-24 Juni 2022.

Dosen penanggung jawab pameran Grace Mulyono mengatakan pandemi yang melanda dua tahun belakangan, tentu membuat hidup manusia berubah. Termasuk perubahan furniture untuk mendukung aktivitas manusia.

“Setelah dua tahun kita nggak pameran, akhirnya kita memberanikan diri untuk apresiasi karya-karya mahasiswa di publik, dan ini hasil inovasi mahasiswa untuk masa post pandemic, para mahasiswa membuat dan menampilkan perubahan furniture setelah masa pandemic,” kata Grace, Rabu 22 Juni 2022.

Sebanyak 27 karya mahasiswa dari semester 4 dan 6 dipamerkan secara terbuka kepada para pengunjung. Ke 27 karya ini terdiri dari 13 karya dari Studio Interior Product Design for Workspace yang merancang furniture untuk bekerja di ruang kerja pribadi, dan 14 mahasiswa dari Studio Interior Product Design for Cultural Space yang merancang furniture untuk ruang publik non komersial.

Baca Juga: Crescere Group, Mahasiswa Manajemen Hotel UK Petra Digembleng Praktik Bisnis

“Semester 4 mereka rancang untuk private space, semester 6 mereka rancang untuk public space. Kita minta mereka rancang fasilitas duduk (kursi) untuk aktivitas, karena kompleksitasnya lebih tinggi. Dari aktivitas itu mereka menghasilkan solusi,” ia menuturkan.

Yang menjadi tantangan, untuk mahasiswa semester 4, mereka harus membuat fasilitas duduk yang masih bisa dipakai sebagai fasilitas kerja setelah pandemi, selain juga dari material lokal dan estetikanya.

“Sementara untuk mahasiswa semester 6, mereka harus menghasilkan suatu fasilitas duduk di ruang tunggu publik selain dengan muatan material lokal, tapi juga culture masyarakat yang hidup dengan budayanya masing-masing,” ia menguraikan.

Digelar selama tiga hari, para pengunjung yang hadir dalam pameran tersebut dapat memberikan masukan secara langsung kepada mahasiswa, sebagai bagian dari ujian terhadap prototipe desain yang dibuat apakah nyaman untuk digunakan atau tidak.

Baca Juga: Hasil Penelitian Alat Pemurnian Air Payau Karya Dosen Petra Dipasang di Rumah Warga Pesisir Sidoarjo

“Kita masih prototipe awal, belum sempurna. Tapi kadang ada juga pengunjung tertarik, mereka test di sini, bisa nyoba. Kami harap mahasiswa bisa dapat masukan dari orang lain, supaya mereka percaya diri dan bangga terhadap karyanya,” ia mengungkapkan.

Perlu diketahui, satu orang mahasiswa diminta membuat satu fasilitas duduk, dengan bahan utama yang digunakan dalam pembuatan furniturenya adalah harus menghadirkan material alam, khususnya kayu.

“100 persen dibuat masing-masing sendiri, nggak pakai tukang. Pembuatannya bisa memakan waktu satu setengah minggu. Semester ini kami batasi mereka harus ekspos material lokal Indonesia, ada kayu, rotan, sama material alam tapi Indonesia,” ia memaparkan.

Seperti fasilitas duduk karya Renatha Aurelia Chandra, misalnya. Materialnya menggunakan Kayu Kapur yang merupakan kayu asli Kalimantan. Diberi nama Kursi Luwes, Renatha merancang kursi tersebut sebagai kursi kerja yang fleksibel menyesuaikan dengan kemauan pengguna.

Baca Juga: Mahasiswa UK Petra dan Sahabat Bambu Kolaborasi Bangun Sentra Edukasi Batik Warna Alam di Jombang

“Pakai kayu asli Kalimantan karena saya asli sana. Kursi dapat digunakan untuk bekerja sambil duduk dan berdiri. Sandaran punggung kursi juga dapat disesuaikan posisinya sesuai keinginan kita. Kursi Luwes juga dapat dilipat, mudah disimpan serta fleksibel diletakkan di manapun,” kata Renatha.

Sementara itu berbeda dengan Renatha, fasilitas duduk Healing Beach Chair karya Michelle Vanya I lebih mengkombinasikan kayu solid dan rotan sebagai material kursinya. Menurutnya dengan penggunaan rotan dapat meminimalisir kesakitan pada tubuh karena lebih nyaman. Sehingga pengguna dapat duduk lebih lama.

“Kursi ini terinspirasi dari kursi pantai yang dimodifikasi dengan penggunaan rotan berbentuk bunga yang terbuka untuk sirkulasi udara, dan dapat dilipat. Healing Beach Chair juga dapat disesuaikan sandarannya dengan kebutuhan dan aktivitas yang kita dilakukan,” kata Michelle memungkasi.