Selasa, 26 May 2020 12:00 UTC
RAPID TEST. Puluhan jurnalis dan ASN Diskominfo Jember menjalani rapid test di kantor Diskominfo setempat, Selasa, 26 Mei 2020. Foto: Faizin Adi
JATIMNET.COM, Jember – Puluhan jurnalis dan ASN Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Jember menjalani rapid test atau tes cepat Covid-19 yang digelar di kantor Diskominfo setempat, Selasa, 26 Mei 2020.
Meski tidak bersentuhan langsung dengan pasien positif, profesi jurnalis termasuk profesi yang rentan tertular karena menuntut mobilitas tinggi dan berinteraksi dengan banyak orang dalam proses peliputan termasuk dalam kondisi pandemi Covid-19.
"Wartawan bekerja di lapangan yang banyak berinteraksi dengan berbagai orang. Kondisi yang sama juga seperti petugas lapangan non-nakes yang membantu tenaga kesehatan (nakes) melakukan screening di pos perbatasan," tutur Kepala Diskominfo Jember yang juga juru bicara Pemkab Jember Gatot Triyono.
Diskominfo melakukan tes kepada wartawan dengan mengunda tiga organisasi wartawan nasional dan dua organisasi wartawan lokal antara lain Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Tapal Kuda, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jember, dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jember, Forum Wartawan Lintas Media (FWLM), dan Komunitas Jurnalis Indpenden (KJI). Sayangnya, dari ratusan wartawan di Jember, hanya sebagian yang datang memenuhi undangan
BACA JUGA: Lecehkan Tenaga Medis dan Anggap Covid-19 Konspirasi Global, Pria Asal Jember Minta Maaf
"Ada 59 orang yang menjalani rapid test di Diskominfo. Sebanyak 13 di antaranya pegawai Diskominfo dan 46 lainnya adalah wartawan. Kita masih membuka kesempatan besok (Rabu, 27 Mei 2020) bagi wartawan yang belum bisa hadir," tutur Gatot.
Dari hasil rekap yang dilakukan hingga petang hari, rapid test menunjukkan seluruh peserta yang dites hari ini hasilnya non-reaktif.
Sesuai prosedur yang berlaku, jika hasilnya reaktif, maka akan dilakukan tes swab untuk memastikan positif tidaknya orang tersebut terpapar Covid-19. Tes swab dilakukan dengan mengirim spesimen ke Jakarta. Sambil menanati hasil swab, pasien akan diisolasi.
"Keluarganya juga akan dilaksanakan rapid test," kata Gatot.
Hasil reaktif rapid test belum tentu berarti positif Covid-19 namun tes cepat ini tetap perlu dilakukan. "Agar yang bersangkutan tahu kesehatan masing-masing sehingga lebih mawas. Ini juga sebagai bentuk evaluasi dan tindak lanjut Gugus Tugas ke depannya," ujar Gatot.
BACA JUGA: Bantah Klaim Bupati Jember, Kejaksaan Justru Soroti Penggunaan Anggaran Covid-19
Selain wartawan, profesi yang dianggap berisiko sehingga perlu menjalani rapid test adalah pekerjaan yang mendukung tugas tenaga kesehatan seperti anggota TNI yang bertugas sebagai Babinsa dan anggota Polri yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di lima pos perbatasan pintu masuk Jember.
"Mereka sudah dan akan jadi sasaran rapid test karena pekerjaannya itu. Juga pegawai yang bertugas di layanan yang banyak berinteraksi dengan seperti Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil)," ujar Gatot.
Hingga 26 Mei 2020 sudah dilakukan rapid test pada 5.000 warga Jember dengan prioritas kelompok masyarakat yang paling rentan. "Masih ada 13 ribu lagi alat rapid test. Satu alat untuk satu orang dan satu kali tes. Kalau kurang, akan kita tambah lagi," kata Gatot.
BACA JUGA: Tak Penuhi Syarat Realokasi Dana Covid, Kemenkeu Tunda Ratusan Miliar DAU Jember
Setelah wartawan dan pegawai Pemkab Jember, Rabu, 27 Mei 2020, pemkab akan mengundang pedagang dari 29 pasar milik Pemkab Jember untuk menjalani rapid test. "Pasar yang bukan milik pemkab juga nanti pedagangnya akan menjalani rapid test," tutur Gatot.
Dari data sementara, terdapat sekitar 5.000 pedagang di 29 pasar tersebut. Sebanyak 2.000 di antaranya pedagang keliling yang tidak memiliki kios. "Kebijakan kita sejak sebelum lebaran sudah menutup pasar, mal, dan pusat perbelanjaan. Target kita semua pedagang akan menjalani rapid test hingga sebelum dibukanya pasar pada 30 Mei besok," ujar Gatot.
