Logo

PT BMS Sebut Kapal Curah Kering Berbendera Asing Mendominasi Pelabuhan Manyar

Reporter:,Editor:

Kamis, 04 July 2019 13:59 UTC

PT BMS Sebut Kapal Curah Kering Berbendera Asing Mendominasi Pelabuhan Manyar

SANDAR. Kapal bersandar dengan membawa barang di pelabuhan. Foro: Baehaqi Almutoif

JATIMNET.COM, Surabaya - Direktur Utama PT Berlian Manyar Sejahtera (BMS) Daru Julianto Wicaksono menyebut, arus barang sejak pertama kali berdiri 2016 di Pelabuhan Manyar Gresik naik turun. Namun, dominasi kapal berbendera asing tetap terlihat dalam bongkar muat curah kering.

Data yang disampaikan Daru Julianto, arus barang PT BMS tahun 2016 sebanyak 438.343 ton, namun pada 2017 menanjak hingga 1.300.377 ton. Kemudian ada tren menurun pada  2018, sebesar 1.055.243 ton. 

Kendati demikian, menurutnya kinerja curah kering di Pelabuhan BMS dalam satuan Ton per kapal per hari, selama tiga tahun beroperasi, mengalami peningkatan.

Meskipun, kegiatan itu masih didominasi kapal berbendera asing yang membawa barang impor, terutama curah kering. 

BACA JUGA: Olympic Gemini Kapal Curah Kering Terbesar Sandar di Teluk Lamong

"Selama beroperasi sekitar tiga tahun trafik arus barang, kinerja dan pelayanan usaha bongkar muat barang (stevedoring) Pelabuhan BMS mengalami peningkatan yang cukup signifikan," ujar Daru Julianto dalam keterengan resminya, Kamis 4 Juli 2019. 

Daru melanjutkan, performa curah kering di Pelabuhan BMS dalam satuan Ton per kapal per hari tertinggi tercatat 2018, dengan total 6.096 ton. Dua komoditi yang sangat banyak, yakni pupuk dan gandum. 

"Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan bongkar muat Fertilizer/MOP sebanyak 444.435 ton dan Gandum sebesar 1.253.995 ton selama tiga tahun terakhir" bebernya. 

Sementara, dari segi okupansi dermaga di PT BMS performance rata-ratanya mencapai 54,7 persen.

BACA JUGA: KM Persada X Terbakar di Pelabuhan Nilam Barat

Angka itu terbilang memenuhi standar yang diberikan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD). Di mana pada pedoman keterisian dermaga curah kering, jika mencapai batas maksimum 60 persen, dianjurkan untuk membangun tambahan dermaga. 

Hal itu bertujuan menjaga performa secara stabil. Sebab, disinyalir jika lebih dari angka tersebut maka waktu tunggu kapal yang akan sandar semakin tinggi. 

Dengan kapasitas eksisting produksi sandar kapal di dermaga PT BMS mencapai 1.620.000 ton pertahun, dan ketersedian fasilitas dua tambatan, Crane kapal serta Grabe-hopper di tahun 2019, tidak heran jika akan ada penambahan fasilitas berupa 4 unit Railed Mobile Portal Crane (RMPC), dan dua tambatan tahun depan.

Sehingga, diperkirakan kapasitas dari berthing okupansi menjadi 5.420.000 ton pada tahun 2022. 

BACA JUGA: Teluk Lamong Segera Miliki Fasilitas Terminal LNG

Harapannya, dengan adanya realisasi ekspansi dermaga kedepannya dapat memperlancar Arus Logistik Nasional seperti yang dicanangkan oleh PT Pelindo III yang mana keberadaan pelabuhannya merupakan bagian terpenting dari konektivitas arus barang di wilayah Indonesia.