Rabu, 10 June 2020 01:00 UTC
KOORDINASI. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini akrab dipanggil Risma saat di Polres Perak yang diterima para pejabatnya memaparkan mengenai Kampung Tangguh Jogo Suroboyo.
JATIMNET.COM, Surabaya - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya tidak diperpanjang. Pemkot Surabaya bersama jajaran kepolisian terus memasifkan pembentukan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ke seluruh RW se-Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkoordinasi dengan mengunjungi Polres Tanjung Perak dan Polrestabes Surabaya untuk terus memasifkan pembentukan kampung tangguh tersebut.
“Jadi, kami terus menciptakan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ini untuk menjaga supaya penyebarannya bisa terhambat. Karena Surabaya ini dibagi menjadi dua wilayah, sehingga ini saya membicarakan dulu dengan Polres Tanjung Perak lalu saya akan lanjutkan ke Polrestabes Surabaya,” kata Risma panggilan akrabnya, usai melakukan rapat koordinasi, Selasa 9 Juni 2020.
Setalah dari Polres Tanjung Perak, selanjutnya Risma bersama jajarannya berkunjung ke Mapolrestabes Surabaya. Di situ, ia juga terus mendorong pembentukan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, meskipun hingga saat ini sudah ada sebanyak 1.340 kampung yang sudah membentuk kampung tersebut.
BACA JUGA: Masa Transisi, Hadapi New Normal Ini Pesan Risma Untuk Warga Surabaya
Selain mendorong Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, Risma bersama jajaran Polrestabes Surabaya juga mendiskusikan pembentukan Mal Tangguh, Tempat Ibadah Tangguh, dan Pasar Tangguh.
Jika semua ini bisa dilakukan, dia sangat yakin bahwa penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya akan bisa ditekan. “Saya percaya ini bisa ditekan, saya yakin itu,” ia meyakini.
Menurut Risma, sebetulnya di Kota Surabaya ini memang ada penyebaran dan terus dicari dengan cara menggelar rapid test dan tes swab massal. Namun, jika ditemukan ada yang reaktif atau positif, lalu apa yang harus dilakukan untuk menekan penyebarannya itu.
“Nah, yang kita lakukan kalau ditemukan positif adalah diobati ke rumah sakit, atau diisolasi di hotel atau di Hotel Asrama Haji,” ia mengungkapkan.
BACA JUGA: Sehari, Lebih dari 100 Pasien Covid-19 di Surabaya Sembuh
Namun, yang paling penting adalah di sekitar kampung yang ditemukan positif Covid-19 itu, harus dijaga supaya tidak semakin menularkan kepada yang lainnya di lingkungannya.
Sebab, di Surabaya ini sangat banyak kampung padat penduduk dan resiko penularannya sangat tinggi. “Jadi, resikonya itu yang nanti kita cegah,” ia menandaskan.
Oleh karena itu, setelah PSBB ini tidak diperpanjang, ia berharap warga Kota Surabaya terus disiplin menjaga protokol kesehatan. Bukan malah rea-reo seakan-akan sudah terbebas dari pandemi Covid-19.
“Masih banyak saudara-saudara kita yang dirawat di rumah sakit, dan masih banyak pula tim medis yang merawat saudara-saudara kita itu, jadi ayo jangan ditambah beban mereka,” ia mengimbuhi.