Rabu, 08 October 2025 05:00 UTC
Proses pemasangan besi dalam pengerjaan proyek rekonstruksi jembatan Desa Daleman-Pasarenan, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Selasa 7 Oktober 2025. Foto: Zainal Abidin
JATIMNET.COM, Sampang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang meminta rekanan pelaksana lima proyek jembatan senilai Rp8.077.181.000 mengebut pekerjaannya.
Sebab, tenggat waktu pengerjaan proyek hanya tersisa 16 hari. Namun, hingga memasuki pekan ke-15, progresnya lambat dan tertinggal jauh dari target yang direncanakan. Sesuai kontrak, pekerjaan lima proyek jembatan tersebut harus selesai sebelum 24 Oktober 2025.
Kepala Seksi (Kasi) Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sampang Aang Djunaidi, mengatakan lima jembatan yang pembangunannya diminta dikebut adalah penghubung Desa Daleman – Pasarenan, Kecamatan Kedungdung senilai Rp2.186.800.000.
BACA: Proyek Jembatan di Sampang Terindikasi Menyimpang, Inspektorat Bakal Turun Tangan
Kemudian, jembatan Desa Palenggian-Bapelle, Kecamatan Robatal dengan nilai proyek Rp634.400.000, dan jembatan Desa Batoporo Barat-Pajeruan, Kecamatan Kedungdung Rp1.548.400.000.
Selain itu, jembatan Desa Somber-Tambelangan, Kecamatan Tambelangan dengan anggaran Rp1.652.400.000, dan jembatan Desa Rahayu-Pasarenan, Kecamatan Kedungdung senilai Rp2.053.700.000.
"Sampai saat ini, pengerjaan proyek jembatan tersebut masih berlangsung, rata-rata progresnya masih di bawah target yang direncanakan. Kami minta rekanan mengebut pekerjaan agar selesai tepat waktu," kata Aang saat ditemui di kantornya, Rabu, 8 Oktober 2025.
Dikatakannya, progres pengerjaan jembatan Desa Daleman-Pasarenan masih mencapai 71 persen dari rencana 94 persen. Dengan demikian, masih minus 23 persen dari target yang harusnya terealisasi.
Pengerjaan jembatan Somber-Tambelangan dan jembatan Desa Batoporo Barat-Pajeruan juga mengalami keterlambatan. Progres Jembatan Somber-Tambelangan masih mencapai 60 persen dari target realisasi 95 persen.
BACA: Waktu Kian Mepet, Progres Jembatan Daleman-Pasarenan Sampang Masih 50 Persen
Sedangkan, proyek jembatan Desa Batoporo Barat-Pajeruan persentasenya di angka 88 persen dari target 95 persen.
Sementara, untuk progres pengerjaan jembatan Rahayu-Pasarenan sudah sesuai skedul. Menurut Aang, kendala utama yang dihadapi kontraktor di lapangan adalah faktor cuaca seperti hujan dan banjir.
Namun, pihaknya terus memantau progres pembangunan jembatan dan meminta rekanan mempercepat pengerjaan agar bisa selesai tepat waktu.
"Kalau proyek itu molor, maka rekanan akan dikenai denda, misalkan anggarannya Rp2 miliar dendanya Rp2 juta/per hari," pungkas Aang.