Senin, 10 February 2020 15:40 UTC
FLYOVER JLLB. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati dan Kepala Dinas Perhubungan Irvan Wahyu Drajat saat meninjau proyek pengerjaan JLLB, Senin 10 Februari 2020. Foto: Restu Cahya
JATIMNET.COM, Surabaya – Pengerjaan proyek jembatan layang (flyover) Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB) terus dikebut. Bahkan, proyek yang berada di wilayah Surabaya barat ini diprediksi rampung tahun 2020. Sehingga, nantinya JLLB akan tembus menuju jalan tol Surabaya-Gresik.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan akan mengebut pengerjaan proyek JLLB tersebut. Bahkan, ia berharap, proyek pengurai kemacetan di wilayah Surabaya barat ini bisa rampung di tahun 2020.
"Proyek JLLB ini harus selesai tahun ini (2020). Nanti proyek JLLB ini bisa langsung ke Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) dan juga tembus langsung ke jalan tol," kata Risma usai meninjau langsung lokasi proyek JLLB, Senin, 10 Februari 2020.
BACA JUGA: Pembangunan JLBB Bakal Dilengkapi Tempat Pendaratan Darurat untuk pesawat
Risma menjelaskan JLLB ini bukan seperti jalan tol sehingga kendaraan seperti sepeda motor juga bisa melintasinya. Namun begitu, pihaknya akan menyelesaikan dahulu proyek pembangunan box culvert yang berada di Jalan Raya Sememi agar kendaraan bisa naik ke flyover JLLB.
"Box culvert ini akan diselesaikan dulu, biar nanti kendaraan bisa naik ke JLLB," kata Risma.
Flyover JLLB memiliki dua jalur dengan panjang sekitar 3,5 kilometer. Flyover JLLB ini dapat tembus menuju Stadion GBT, jalan tol Surabaya-Gresik dan Kawasan Citraland. Proyek ini menggunakan APBD Surabaya Rp132 miliar.
Menurut Risma, flyover JLLB ini bertujuan untuk mengurai konsentrasi kemacetan yang berada di jalur lingkar luar dalam (Unesa, Pakuwon Trade Center). Dengan adanya jalan ini, diharapkan ke depan, keramaian yang berada di kawasan Surabaya barat bisa terpecahkan.
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Lanjutkan Proyek JLLB dan JLDB pada 2020
"Karena itu kenapa kita buka yang lingkar luar dalam sama JLLB, supaya terpecahkan konsentrasi dari keramaian. Karena kalau tidak, itu akan konsentrasi di tempat-tempat itu,” ujarnya.
Terlebih lagi, jumlah kendaraan di Surabaya terus bertambah termasuk volume kendaraan yang melewati Jalan Middle East Ring Road (MERR). Oleh karenanya, pihaknya juga membuka kawasan di Surabaya Timur agar konsentrasi persebaran bisa merata.
"Supaya dengan persebaran itu, tidak ada lagi daerah tertinggal di Surabaya. Karena itu juga untuk memancing investasi. Kalau tidak nanti kumpulnya di situ saja,” ujar Risma.