Logo

Produktivitas Pohon Kakao PTPN XII Meningkat

Reporter:,Editor:

Minggu, 17 February 2019 00:45 UTC

Produktivitas Pohon Kakao PTPN XII Meningkat

Biji kakao kering. Foto: Ahmad Suudi

JATIMNET.COM, Banyuwangi - Produktivitas Pohon Kakao PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII tengah meningkat seiring usia pohon yang semakin dewasa.

PTPN XII memiliki 5 ribu hektare kebun kakao di Jawa Timur, yang saat ini rata-rata usia pohonnya 15 tahun. Tahun ini kakao jenis edel atau kakao mulia menghasilkan 400 kg biji kering per hektare dan jenis bulk yang juga biasa ditanam di kebun rakyat menghasilkan 650 kg per hektare.

Kepala Bagian Tanaman PTPN XII Yualianto mengatakan kakao edel menempati 1.200 hektare lahan perkebunan dan jenis bulk ditanam di luasan 3.800 hektare kebun PTPN XII.

BACA JUGA: Banyuwangi Hadirkan Sport Tourism di Kebun Coklat

Kakao edel akan mencapai puncak masa produktifnya 5 tahun lagi, sedangkan yang bulk dipastikan lebih cepat sampai di masa puncak produktifnya.

"Yang jelas setiap tahun akan naik. Produktivitas tergantung umur pohon, semakina dewasa semakin banyak produksinya," kata Yualianto di Perkebunan Kendeng Lembu, Desa Karang Harjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu 16 Februari 2019.

Dia mengatakan saat sampai masa puncak produksinya, kakao edel akan mampu menghasilkan maksimal 800 kg biji kering per hektare. Sedangkan masa puncak bulk nanti bisa menghasilkan 1.600 kg per hektare. Setelah habis masa produktifnya, biasanya dilakukan peremajaan pada pohon-pohon kakao tersebut.

Yulianto mengatakan kakao edel dikenal memiliki rasa yang lebih halus dan berharga lebih tinggi, yakni kisaran 7 USD (setara Rp 99 ribu dengan kurs 14.144) sampai 8 USD (setara Rp 113.152) per kilogram. Sementara bulk memiliki rasa yang lebih pekat atau sepet, dijual di kisaran harga 2 USD (setara Rp 28.288) hingga 3 USD (setara Rp 42.432) per kilogram.

BACA JUGA: Banyuwangi Hadirkan Sport Tourism di Kebun Coklat

Biji edel yang berwarna putih, maupun bulk yang berwarna ungu, hasil produksi PTPN XII, 80 persennya diekspor ke Eropa, Amerika dan Australia.

Tahun 2018 mereka mengekspor 425 ton edel dan 2.300 ton bulk. Pada 2019, PTPN XII menargetkan bisa panen 400 ton kakao edel dan 2.500 ton kakao bulk.

"Sementara ini tidak ada pengembangan lahan, karena kakao membutuhkan iklim yang cocok sehingga tidak bisa ditambah dari sembarang lahan," kata Yualianto.