Logo

Produksi Kedelai di Jatim Turun

Reporter:,Editor:

Minggu, 05 January 2020 07:30 UTC

Produksi Kedelai di Jatim Turun

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Defisit produksi kedelai Jawa Timur terus melebar. Data Pemprov Jatim, tahun 2019 defisit mencapai 0,33 juta ton, itu lebih tinggi dibanding 2018 yang hanya 0,20 juta ton. 

Produksi kedelai di tahun 2018 mampu mencapai 0,24 juta ton, pada 2019 justru mampu 0,12 juta ton. Padahal kebutuhan kedelai masih sama diangka 0,44 juta ton. 

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo mengatakan, salah satu penyebab kurangnya produksi kedelai adalah menyusutnya lahan produksi. Selama lima tahun terakhir luas panen turun 10,1 persen, yang membuat produksi menurun 0,83 persen.

Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Jatim hingga tahun 2018 luas lahan kedelai di Jawa Timur mencapai 200 ribu hektar. Dengan produktivitas 14,44 kuintal per hektar (ku/ha).

BACA JUGA: Permintaan Edamame 75 Ribu Ton, Indonesia Baru Sanggup 5 Ribu Ton

"Rata-rata produksi kedelai di Jatim selama lima tahun terakhir sekitar 301.031 ton ose, sementara kebutuhan konsumsi mencapai 447.912 ton ose," ujar Hadi Sulistyo, Minggu 5 Januari 2019. 

Menurutnya, penyusutan lahan kedelai ini selaras dengan kurang berminatnya petani menanam kedelai. Ongkos produksi menjadi salah satu faktor. Karena harga jual yang tidak mendukung, maka budidaya kedelai jarang dilakukan pengelolaan tanaman secara terpadu.

Sehingga dampaknya kualitas hasil panen kurang optimal. Di lain sisi, kualitas kedelai impor lebih bagus. Kondisi ini membuat produksi kedelai lokal semakin kurang diminati. "Selain itu resiko hama dan penyakit lebih tinggi ketimbang padi atau jagung," jelasnya.

Kendati demikian, tahun 2020 Pemprov Jatim mematok target pengembangan produksi kedelai 254.317 ton kedelai. Beberapa langkah dilakukan, seperti kerjasama dengan pihak terkait untuk melakukan perluasan area tanam. 

Kemudian melakukan pola tumpang sari, serta mendorong industri olahan untuk memanfaatkan kedelai lokal. "Kami mendorong semua pihak memanfaatkan kedelai lokal," tandasnya.