Minggu, 09 September 2018 05:15 UTC
Ilustrasi obesitas.
JATIMNET.COM, London – Obesitas dianggap kurang sehat dan kurang memberi rasa percaya diri. Bahkan ukuran tubuh yang bengkak kerap menjadi bahan bullying.
Jangan khawatir, pria dengan ukuran berat badan lebih atau obesitas ternyata tidak berdampak pada kualitas sperma. Tidak percaya?
Sebuah penelitian menyebutkan pria yang memiliki Body Mass Index (BMI/ indeks masa tubuh) yang tinggi tidak mengurangi kesuburan pria.
Dikutip dari Dailymail Jumat 7 September 2018, menyebutkan ilmuwan asal Nigeria tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam kecepatan, ukuran atau bentuk sperma terhadap 200 pria, yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.
Panduan dari National Institute for Health and Care Excellence (NICE) menyatakan bahwa pria dengan BMI lebih tinggi dari 30 cenderung lebih pintar menjadi ayah bagi anak-anak.
Sementara peneliti dari University of Benin, menganalisis dari 206 pria sehat dengan BMI berkisar dari normal, 18,5 hingga 25, hingga obesitas.
Dalam penelitian itu juga menyebutkan pria berusia 20 dan 40 tahun mengirim contoh (maaf, sperma) yang diteliti di laboratorium untuk menghitung motilitas dan bentuk, serta adanya kelainan.
Hasilnya telah dipublikasikan dalam International Journal of Reproductive Biomedicine dengan hasil, pria dengan BMI tinggi tidak mempengaruhi kualitas semen.
“Tidak ada perbedaan yang signifikan antara perbandingan parameter semen dengan BMI, dalam parameter semen (jumlah sperma, motilitas dan morfologi),” kata Dr James Osaikhuwuomwan.
Dia menambahkan tidak ada perbandingan kerusakan semen antara pria dengan BMI normal maupun yang lebih tinggi.
Meski tidak ada hubungan antara berat badan pria dan kesuburan, Dr Osaikhuwuomwan merekomendasikan pria mempertahankan ukuran yang sehat untuk mendapatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
“Tidak ada kontroversi bahwa kelebihan berat badan dan obesitas menjadi masalah kesehatan utama. Pasangan infertil dengan meningkatnya BMI tidak mempengaruhi kualitas sperma. Tetapi secara keseluruhan obesitas tidak disarankan,” pungkasnya.
Namun hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan yang ditemukan Hana Visnova, direktur medis dari klinik kesuburan IVF Cube, Praha yang menyatakan bahwa ada sedikit bukti untuk menghubungkan obesitas dengan kualitas sperma pada pria berbadan subur.
“Tingkat obesitas yang tinggi secara tidak langsung memengaruhi nafsu seksual. Pasien dengan obesitas memiliki tekanan darah tinggi dan masalah kesehatan lainnya yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan libido,” ungkapnya.
Namun Dr Allan Pacey, seorang ahli kesuburan di University of Sheffield, baru-baru ini berpendapat ada bukti yang menunjukkan infertilitas pada pria yang disebabkan BMI yang tinggi.
Sekarang Anda tinggal mempercayai teori yang mana, atau sudah menunjukkan bukti.
