Logo

Pramana Sahwahita Bantu Perangi Penyebaran Hoaks Covid-19

Reporter:,Editor:

Jumat, 26 November 2021 23:40 UTC

Pramana Sahwahita Bantu Perangi Penyebaran Hoaks Covid-19

Tampilan game Pramana Sahwahita dalam proses pembuktian hoaks yang beredar di masyarakat.

JATIMNET.COM, Surabaya - Data American Journal of Tropical Medicine and Hygiene tahun 2020 menyebut Indonesia menempati ranking lima dunia dalam penyebaran rumor, stigma dan teori konspirasi terkait Covid-19.

Berdasar itu, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) ITS hadir dengan mengembangkan sebuah game edukasi guna meningkatkan kualitas baca dan kesadaran masyarakat akan bahayanya berita hoaks.

Tim Abmas yang berbasis produk ini terdiri atas gabungan tujuh orang dosen dari Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) ITS dan Departemen Sistem Informasi (SI) ITS.

Ketujuh dosen tersebut ialah Nugrahardi Ramadhani, Rabendra Yudistira Alamin, Putri Dwitasari, Nurina Orta Darmawati, Didit Prasetyo, Naufan Noordyanto yang berasal dari Departemen DKV ITS, dan Renny Pradina Kusumawardani dari Departemen SI ITS.

Baca Juga: Temu Alumni DKV UK Petra, Bukan Sekadar Ajang Reuni

Ketua tim Abmas Nugrahardi Ramadhani menjelaskan bahwa proyek Abmas ini merupakan ide hasil kolaborasi Sustainable Development Goals (SDGs) ITS bersama Departemen DKV ITS dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).

Proyek ini memiliki konsep dengan mekanika permainan, seperti achievement, motivation, learning, dan challenge. “Dibandingkan konsep game yang menghibur, kami mengombinasikannya dengan proses pembelajaran,” kata Nugrahardi Ramadhani.

Berawal dari ide tersebut, dalam mengedukasi masyarakat terpikirkan memerlukan media kreatif yang tidak biasa dan masyarakat harus diberikan edukasi. "Maka dari itu, terbitlah game dengan nama Pramana Sahwahita yang dikemas dengan genre visual novel," ia mengungkapkan.

Nama Pramana Sahwahita berarti mencari pengetahuan untuk kebenaran yang manfaatnya untuk kita semua, tentunya kemaslahatan umat manusia.

Baca Juga: ITS Rancang Buku Anak sebagai Solusi pada Edukasi Pandemi

Dengan pemikiran tersebut, Tim Abmas ini akan bertugas membantu mitra dan mengobservasi karakteristik masyarakat dari konten-konten hoaks yang beredar di masyarakat.

Dosen Departemen DKV ITS ini mengaku, tujuan utama dalam game ini adalah permainan peran (role play), di mana masyarakat akan dilibatkan secara aktif dalam proses pembuatan dan penyebaran berita hoaks. Sehingga diharapkan nantinya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam bersikap.

Disampaikannya bahwa dalam game yang bersifat menantang (challenging) ini, masyarakat akan disajikan sebuah berita bertemakan Covid-19 serta diajak menebak dan pembuktian berita hoaks.

Selain itu, pemain juga akan diarahkan pada aksi berikutnya, yaitu memberitakan kepalsuan beritanya, tidak bersikap apa-apa, atau justru turut menyebarkan kembali berita tersebut kepada orang lain.

Baca Juga: Resmi diluncurkan, Ocean FarmITS jadi Akuakultur Plus Ekowisata Pertama di Indonesia

Meskipun game ini masih dalam bentuk prototipe, tim ini berhasil menyajikan visual yang menarik dan terdiri dari 15 level, di mana tiap level mempunyai dialog-dialog atau info tentang berita hoaks atau bukan.

Masing-masing tindakan ini akan mendapatkan akumulasi poin dan akan dikategorikan apakah layak menjadi netizen produsen hoaks, user pasif atau layak menjadi agen pemberantas hoaks.

Dengan adanya game ini, ia berharap penyebaran berita hoaks dapat diminimalisasi dimulai dari lingkup yang kecil. Dengan demikian, diharapkan pula masyarakat dapat lebih sadar untuk mengenali kebenaran berita yang beredar melalui cek fakta sebelum bereaksi.

“Ini adalah salah satu upaya nyata kita bersama pemerintah untuk menanggulangi penyebaran berita dan penanganan Covid-19 dapat berjalan lancar,” ia menegaskan.