
Reporter
A. BaehaqiJumat, 31 Juli 2020 - 04:00
Editor
Bruriy Susanto
DPW PPNI Jatim saat audiensi dengan Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim.
JATIMNET.COM, Surabaya - DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur mendatangi Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim, untuk memohon adanya advokasi dalam penanganan covid-19 di Jatim.
Ketua DPW PPNI Jatim, Prof Nursalam mengatakan, sampai saat ini sudah ada sebanyak 12 perawat di Jatim yang meninggal karena terpapar Covid-19. Namun baru tiga perawat yang menerima santunan dari pemerintah.
"Kami mohon dukungan DPRD Jatim untuk melakukan advokasi kepada pemprov dan Pemkab/Pemkot untuk optimalisasi keterlibatan PPNI," ujar Nursalam saat audiensi dengan Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim, Kamis 30 Juli 2020.
Sebenarnya perawat yang meninggal ini mendapat santunan cukup besar dari pemerintah. Nyaris menyentuh Rp 300 juta per orangnya.
BACA JUGA: PPNI Jatim Tunggu Janji Pemerintah Soal Intensif Bagi Perawat
Selain itu intensif bagi perawat juga terbilang tinggi. Sesuai surat keputusan menteri kesehatan, pemerintah menjanjikan perawat yang menangani Covid-19 secara langsung mendapatkan maksimal Rp7,5 juta. Sedangkan untuk dokter maksimal mendapatkan insentif sebesar Rp10 juta.
Sayang semua itu hingga kini belum dirasakan para perawat. "Sejauh ini perawat-perawat yang menangani Covid-19 baik di RSUD dr Soetomo atau RS Haji belum menerima insentif tersebut," terangnya.
Disamping itu, lanjutnya, pemenuhan kebutuhan dasar perawat dan tenaga kesehatan lain seperti istirahat, nutrisi, vitamin, pengaturan jam kerja, beban kerja dan kesejahteraan perawat juga dinilai kurang.
BACA JUGA: 295 Tenaga Kesehatan di Jatim Terpapar Covid-19, 23 Diantaranya Meninggal
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim, Kodrat Sunyoto menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh permintaan pengurus PPNI Jatim. "Kami mendukung penuh permohonan advokasi dan dukungan Peran DPW PPNI Jatim dalam Penanganan Covid-19," kata Kodrat.
Menurutnya, dalam penanganan wabah korona, perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai peran penting. Sehubungan dengan besarnya risiko tertular dan menularkan bagi perawat dalam merawat pasien.
"Jadi, pemerintah harus memperhatikan secara serius tenaga kesehatan yang menjadi benteng terakhir dalam memerangi wabah corona ini," tandasnya.