Logo

Pondok Gontor Izin Penggunaan Alat Swab Tes Mandiri

Reporter:,Editor:

Sabtu, 11 July 2020 00:00 UTC

Pondok Gontor Izin Penggunaan Alat Swab Tes Mandiri

BANTUAN. Rektor Universitas Darussalam Gontor, Prof. Dr KH Amal Fathullah Zarkasyi saat menerima bantuan dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Foto: Humas Pemprov Jatim

JATIMNET.COM, Ponorogo - Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2 saat dikunjungi oleh Forkopimda Pemprov Jatim mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak terkait yang telah memberikan bantuan baik itu tenaga medis maupun alat kesehatan.

Rektor Universitas Darussalam Gontor, Prof. Dr KH Amal Fathullah Zarkasyi pada kesempatan tersebut juga meminta izin atas penggunaan alat swab test kepada Gubernur Jawa Timur setelah mendapat alat tersebut dari alumni pondok sebagai hadiah.

“Saat ini alat tersebut kita titipkan di RS Aisyiyah. Insya Allah tidak ada masalah,” kata Rektor Universitas Darussalam Gontor, Prof. Dr KH Amal Fathullah Zarkasyi, Jumat 10 Juli 2020.
 
Pihaknya berharap dengan dengan adanya alat swab test tersebut bisa mempercepat untuk mengetahui hasil swab. Dengan begitu pengetasan juga akan menjadi lebih efektif dan efisien, tidak perlu menunggu sekian hari atau sekian orang.

BACA JUGA: Banyak Calon Santri Terpapar Covid-19, Khofifah Kunjung Pondok Gontor

“Untuk kondisi santri dalam pondok, semuanya sehat, happy, ceria semangat, seperti tidak ada apa-apa, dan juga mereka bisa berkomunikasi dengan orang tua karena dipegangi handphone,” ujar Prof. Dr KH Zarkasyi.

Sementara Wakil Pengasuh Gontor 2, Muhammad Hudaya menjelaskan, di Gontor 2 saat ini ada 1.773 santri dengan jumlah guru 185 pengajar sudah berada di dalam pondok. Bahkan sebelumnya pondok juga sudah mempersiapkan untuk new normal.

“Sekarang sudah new sibuk, karena kemarin tidak ada apa-apa, anak-anak juga main seperti biasanya, olahraga, belajar-belajar saja,” kelakar M. Hudaya.

BACA JUGA: BACA JUGA: Kasus Confirm di Ponorogo Bertambah, Enam Santri Gontor Terpapar Covid-19

Ia bercerita jika sebelumnya pihak pondok juga sudah sangat siap dengan melaksanakan protokol kesehatan sejak tiga bulan saat masa awal pandemi lalu.

Menurutnya pihak pondok juga sudah terbiasa dengan lockdown karena memang santri didalam pondok dilarang untuk keluar. “Harus didalam, kalau keluar harus ada izin. Termasuk guru-guru kalau keluar hanya untuk perkuliahan,” imbuh M. Hudaya.

Protokol kesehatan dalam pondok juga dilakukan dengan ketat, seperti santri diminta untuk membawa stok masker untuk satu bulan kedepan.

Protokol ketika masuk cek suhu, masuk bilik disinfektan, didepan ruangan juga terdapat gentong-gentong untuk cuci tangan. “Kegiatan untuk olahraga dan lain sebagainya masih ada. Beberapa kegiatan yang dikurangi,” ujar M. Hudaya.