Senin, 14 October 2019 13:11 UTC
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran (tengah) didampingi Kanit PPA AKP Ruth Yeni (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari kedua geng yang terlibat tawuran. Foto: M.Khaesar Glewo.
JATIMNET.COM, Surabaya – Polrestabes Surabaya menahan dua pelaku penyekapan terhadap NHF (16), warga Pakis pada Kamis 26 September 2019 lalu. Keduanya adalah RI (18) warga Simorejo dan IQ (20) warga Menganti Gresik, yang ditahan karena terlibat pemukulan dan penyekapan.
“Saat itu saya geram dan ikut menganiaya korban, saat anggota geng menculik korban,” kata Iqrom di hadapan polisi, Senin 14 Oktober 2019. Alasan lain karena korban dianggap membawa pergi motor miliknya.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran memastikan kedua pelaku ini tergabung dalam komplotan geng Jawara Kampung yang ikut menculik NHF. Hal ini yang meyebabkan polisi menahan kedua pelaku penculikan dan penganiayaan.
BACA JUGA: Dendam Antar Geng di Surabaya, Remaja 16 Tahun Disekap
“Keduanya sudah dewasa dan bisa ditahan,” kata Sudamiran di sela press conference di Mapolrestabes Surabaya.
Sejauh ini polisi terus memantau pergerakan Jawara Kampung dan All Star. Sebab kedua kelompok ini kerap berselisih paham melalui Whatsapp (WA). Dari data polisi terdapat sekitar 61 grup WA, dengan masing-masing anggota berisikan sekitar 150-an orang.
“Kami akan terus memantau grup WA kedua geng, karena memang setiap minggu grup ini selalu tawuran,” ucap Sudamiran. Itu sebabnya Polrestabes Surabaya mengerahkan tim cyber untuk untuk mengantisipasi adanya janjian melalui media sosial untuk tawuran.
Polrestabes menggandeng Pemkot Surabaya berupaya mendamaikan kedua kelompok yang tengah berseteru. Namun dari banyaknya grup ini ada yang masih tidak terima didamaikan.
BACA JUGA: Polres Pelabuhan Tanjung Perak Gagalkan Tawuran Remaja di Surabaya
“Ada yang tidak terima karena temannya sudah dibuat celaka oleh pihak yang dianggap lawan,” Sudamiran menambahkan.
Namun demikian, polrestabes menyatakan tidak sedikit anggota kedua kelompok yang sudah meninggalkan grup. Sudamiran menjelaskan pertemuan kedua kelompok hari ini memberi dampak yang luar biasa.
“Pertemuan hari ini cukup efektif, karena sebelumnya Pemkot Surabaya juga sudah mempertemukan kedua kelompok,” Sudamiran memungkasi. Polrestabes Surabaya mendesak orang tua agar anaknya keluar dari grup jika masih bergabung.