Logo
Pilbup Jember

Pilkada Jember, PDIP Rekom Pengusaha Muda Salam-Ifan

Reporter:,Editor:

Rabu, 02 September 2020 11:00 UTC

Pilkada Jember, PDIP Rekom Pengusaha Muda Salam-Ifan

REKOMENDASI. Widarto, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPC PDIP Jember. Foto: Faizin

JATIMNET.COM, Jember – Pasangan pengusaha muda, Abdussalam dan Ifan Ariadna Wijaya, resmi mengantongi rekomendasi dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam Pilkada Jember 2020.

Kepastian itu diumumkan oleh Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, dalam konferensi pers yang berlangsung secara daring di Jakarta pada Rabu 2 September 2020. Rekomendasi PDIP untuk Jember ini diumumkan bersama dengan rekomendasi untuk daerah lain. 

Pengumuman rekomendasi hari ini merupakan gelombang kelima dukungan PDIP pada Pilkada Serentak 2020. Salam-Ifan mengikuti pengumuman itu bersama sejumlah elite DPC PDIP Jember di kantor DPW PDIP Jawa Timur di Surabaya. Beberapa pengurus PDIP Jember yang lain mengikuti pengumuman dari kantor DPC di Jember.

“Mesin partai di Jember akan siap mengawal keputusan dari DPP PDIP ini. Kami bangga bisa mengusung pasangan yang sama-sama masih muda dengan harapan bisa lebih energik untuk memperbaiki kondisi Jember yang sekarang kacau,” kata Widarto, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPC PDIP Jember ketika ditemui di kantor DPC PDIP Jember.

BACA JUGA: PKS Dukung Hendy-Firjaun di Pilkada Jember

Pasangan Salam-Ifan selama ini diketahui sama-sama berlatar belakang pengusaha muda. Abdussalam baru berumur 37 tahun dan selama ini dikenal sebagai pengusaha pengembang perumahan. 

Adapun Ifan Ariadna Wijaya baru berusia 40 tahun dan lama melintang sebagai jurnalis televisi di Jakarta, sebelum kemudian beralih menjadi pengusaha alat utama sistem pertahanan (alutsista).

Dengan tambahan dukungan dari PDIP, pasangan Salam-Ifan berada di zona aman. Syarat untuk maju dalam Pilkada Jember adalah dukungan dari partai atau gabungan partai pemilik 10 kursi. PDIP sebagai salah satu partai terbesar di Jember, memiliki 7 kursi di DPRD Jember. 

Sebelumnya, pasangan Salam-Ifan telah mengantongi rekomendasi resmi dari Golkar (2 kursi) dan Partai Berkarya (1 kursi). Namun dukungan Partai Berkarya dikabarkan masih bermasalah, imbas dari dualisme di tingkat DPP.

BACA JUGA: Syarat Sah, Petahana Faida Maju Dari Jalur Independen di Pilkada 2020

Saat masih dipimpin oleh Tommy Soeharto, Partai Berkarya memberikan rekom kepada bakal calon bupati, Hendy Siswanto. Namun setelah “dikudeta” Muchdi PR, dukungan beralih ke Salam-Ifan. “Dukungan dari Berkarya dan Golkar itu sudah resmi. Masih akan ada tambahan dukungan dari partai lain, masih proses,” tutur Widarto.

Sebelum resmi berpasangan dengan Abdussala,  Ifan Ariadna sudah memperoleh surat tugas –tahapan sebelum surat rekomendasi- dari PKB yang merupakan partai terbesar dengan 8 kursi di DPRD Jember. 

Namun belakangan, partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu sempat mengeluarkan surat tugas sementara kepada Hendy. Belum diketahui hasil akhir arah dukungan dari PKB dalam Pilkada Jember.

Bukan Kader Partai
Dengan keluarnya rekomendasi dukungan resmi dari DPP PDIP tersebut, pasangan Abdussalam-Ifan Ariadna Wijaya berhasil menyisihkan beberapa kader internal PDIP yang sebelumnya sempat mengikuti penjaringan terbuka. Terkait hal tersebut, Widarto menjelaskan ada pertimbangan tersendiri yang dilakukan oleh DPP PDIP dalam memberikan rekomendasi.

BACA JUGA: PKB dan NU Dukung Cabup Muda di Pilkada Jember, Saingi Pasangan Inkumben

“Karena Pilkada ini kan tidak hanya untuk PDIP tetapi untuk masyarakat Jember secara umum. Maka kita harus mempertimbangkan banyak hal terkait kapasitas, popularitas, elektabilitas. Bukan berarti kader kita tidak punya kapastias, tentu ada pertimbangan lain. Karena kita bertarung di Pilkada itu untuk menang, sehingga faktor-faktor itu menjadi catatan,” jelas Widarto.

“Seluruh kader PDIP sudah menghibahkan dirinya untuk kepentingan bangsa dan negara. Karena itu, saat ini kita harus bersatu untuk membangun Jember yang selama lima tahun terakhir, jauh ditinggal oleh daerah sekitar,” sambung Widarto.

Keputusan DPP PDIP ini disebut final dan harus diikuti oleh seluruh kader. “Seluruh kader wajib tunduk pada putusan resmi partai. Seperti yang terjadi di Medan, jika ada kader yang tidak taat, akan ada sanksi tegas. Kita partai kader, kehilangan satu dua kader yang tidak tunduk pada rekomendasi, bukan suatu kehilangan besar,” pungkas Widarto.

Pilkada Serentak 2020 akan berlangsung di 19 kabupaten/kota di Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, tersisa lima daerah dimana rekomendasi PDIP belum diumumkan pada gelombang sebelumnya. 

Dari lima daerah tersebut, empat diantaranya diumumkan hari ini oleh Puan Maharani. Yakni Surabaya, Jember, Sidoarjo, dan Situbondo. Adapun untuk Pacitan, hari ini belum diumumkan rekomendasi dukungan dari DPP PDIP