Sabtu, 16 January 2021 07:00 UTC
PEMUPUKAN. Penyemprotan massal Phonska OCA oleh petani Banyuwangi di lahan sawah seluas 20 hektar. Foto: Humas Petrokimia Gresik
JATIMNET.COM, Gresik – Pemupukan berimbang bermanfaat untuk keberlanjutan pertanian. Pemupukan berimbang juga akan mengefisienkan penggunaan pupuk bersubsidi.
Pemupukan berimbang untuk tanaman padi menggunakan formula 5:3:2. Rinciannya 500 kilogram Petroganik, 300 kilogram NPK Phonska, dan 200 kilogram Urea untuk satu hektar lahan sawah.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan rekomendasi pemupukan berimbang ini sangat penting dan Petrokimia Gresik sangat merekomendasikan.
Menurut data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) tahun 2018, setidaknya 70 persen dari delapan juta hektar lahan sawah di Indonesia kurang sehat.
Artinya, sekitar lima juta hektar lahan sawah memiliki kandungan bahan organik yang rendah, sehingga rekomendasi ini adalah upaya Petrokimia Gresik untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan.
BACA JUGA: Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos dari Sampah Rumah Tangga
"Sekaligus meningkatkan produktivitas tanaman, serta memperbaiki kondisi tanah. Karena dalam rekomendasi pemupukan berimbang ini menggunakan pupuk organik Petroganik,” ujar Dwi Satriyo dalam rilisnya, Sabtu, 16 Jnauari 2021.
Menurutnya, kondisi ini disebabkan beberapa faktor. Salah satunya penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang sehingga kandungan bahan organik tanah terdekomposisi dan semakin sedikit.
Berdasarkan sejumlah penelitian dan kondisi di lapangan, masih banyak petani menggunakan pupuk urea secara berlebihan atau tidak sesuai rekomendasi, yaitu lebih dari 400 kg per hektar sawah.
Karena rata-rata petani menganggap semakin banyak penggunaan pupuk urea, tanaman akan semakin bagus, padahal tanaman akan sukulen (gemuk/air berlebih) mudah terserang hama maupun penyakit.
BACA JUGA: Jatah Pupuk Bersubsidi di Ponorogo Tahun 2021 Berkurang
Kemudian merusak kesuburan tanah, karena urea terlalu banyak akan mengakibatkan tanah menjadi masam yang mengakibatkan penyerapan unsur hara tertentu menjadi terhambat.
Petrokimia Gresik telah bertahun-tahun menguji coba efektivitas pemupukan berimbang tersebut di berbagai daerah. Hasilnya, peningkatan produktivitas sebesar 1-2 ton gabah kering panen per hektar sawah.
"Kami berharap rekomendasi pemupukan dari Petrokimia Gresik ini diadobsi oleh petani di seluruh Indonesia untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan membangun sustainable agriculture," ucap Dwi.