Sabtu, 15 June 2019 15:30 UTC
PENYALURAN BANTUAN. Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersalaman dengan Direktur Produksi PG, I Ketut Rusnaya saat acara penyerahan bantuan korban banjir di Kabupaten Maros, Sabtu 15 Juni 2019. Foto: Ist
JATIMNET.COM, Gresik - PT Pupuk Indonesia menginisiasi bantuan korban bencana banjir di Sulawesi. PT Petrokimia Gresik (PG) dan PT Pupuk Kalimantan Timur menjadi koordinator penyaluran. Bantuan diserahkan langsung Menteri Pertanian, Amran Sulaiman di Kabupaten Maros, Sabtu 15 Juni 2019.
PT Petrokimia Gresik sendiri turut menyerahkan bantuan logistik senilai Rp 200 juta. Petrokimia menjadi koordinator untuk menyalurkan bantuan di wilayah Sulawesi Selatan. Sementara PT Pupuk Kalimantan Timur menjadi koordinator bantuan wilayah Sulawesi Tenggara.
Direktur Produksi PG, I Ketut Rusnaya menyampaikan, bantuan sebanyak enam truk dari PG diserahkan di empat kabupaten. Yakni, Kabupaten Soppeng dan Sidrap masing-masing sebanyak dua truk, sedangkan Kabupaten Wajo dan Enrekang masing-masing satu truk.
BACA JUGA: Buka Puasa Pertama Korban Banjir Bengkulu di Bawah Tenda
Bantuan logistik itu berupa sembako, perlengkapan dan kebutuhan sehari-hari. Seperti mie instan, beras, minyak goreng, air minum, biskuit, popok bayi, selimut, dan lainnya.
"Bantuan kami serahkan ke pemerintah daerah, selanjutnya didistribusikan ke korban," ujarnya.
Petrokimia Gresik menyalurkan bantuan dalam program 'Petro Peduli Berbagi. “Meskipun berada jauh di Gresik, kami turut berempati atas yang dialami korban bencana. Semoga bantuan ini bermanfaat dan meringankan saudara kita di Sulawesi Selatan," ujar I Ketut Rusnaya.
BACA JUGA: RS Terapung Unair Bertolak Menuju Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan (Sulsel) tertimpa dua kali bencana besar pada 2019. Pertama, banjir bandang yang mengakibatkan puluhan korban meninggal dan ribuan pengungsi. Banjir kembali melanda sejumlah wilayah di Sulsel, Sulteng dan Sulawesi Tenggara sejak Lebaran 2019 kemarin.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, banjir di Sulsel berdampak pada 1.452 kepala keluarga. Total lahan sawah rusak di 15 desa mencapai 3.676 hektare. Kerusakan infrastruktur mencakup bangunan sekolah, tanggul, jalan dan jembatan.