Senin, 02 August 2021 12:20 UTC
PRODUK EKSPOR. Pemilik UD Akar Dewa Jati, Innani, menunjukan produk kerajinan kualitas ekspor, Senin, 2 Agustus 2021. Foto: Hozaini
JATIMNET.COM, Situbondo – Banyak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) nyaris gulung tikar di tengah pandemi Covid-19 karena omzetnya menurun drastis. Salah satunya dirasakan pelaku industri kerajinan tangan atau handicraft UD Akar Dewa Jati di Dusun Karanganyar, Desa/Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo.
Meski omzetnya menurun, industri kerajinan yang terbuat dari bahan baku akar pohon jati itu masih tetap mengekspor produknya ke sejumlah negara di benua Eropa, Amerika, dan Asia. Tak heran, Dinas Koperasi Provinsi Jawa Timur menetapkan UD Akar Dewa Jati menjadi juara 1 Wirausaha Orientasi Ekspor 2021.
“Alhamdulillah, kami jadi juara 1 Wirausaha Orientasi Ekspor di Jatim. Ini berkat ketekunan, kesabaran, dan kami selalu bersyukur di tengah kondisi ekonomi seperti sekarang ini,” kata pemilik UD Akar Dewa Jati, Innani, Senin, 2 Agustus 2021.
BACA JUGA: Kerajinan Akar Kayu Jati di Situbondo Tembus Pasar Eropa dan Amerika
Menurut Innani, semua produknya memang berkualitas ekspor, seperti berbagai perabotan rumah tangga bernuansa etnik. Saat ini, usahanya masih mengekspor produk kerajinan ke sejumlah negara, seperti Spanyol, Amerika Serikat, Norwegia, dan Jepang.
Sejak tahun 2020 terjadi penurunan penjualan karena pandemi Covid-19 hingga mencapai 75 persen. Jika sebelum pandemi bisa meraup keuntungan Rp300 juta, namun di masa pandemi hanya meraup penghasilan sekitar Rp50-70 juta.
“Meski penjualan menurun, kami tetap bekerja karena kasihan dengan 16 karyawan kami. Sekarang penjualan produk kami menurun drastis sejak 2020 hingga sekarang 2021,” katanya.
Innani mengaku telah mengubah pola penjualan secara online atau digital melalui marketplace. Melalui marketplace tersebut produknya bisa laku terjual ke Malaysia dan Singapura.
“Sekarang kami lebih banyak melayani online. Baru-baru ini barang kami laku terjual ke Malaysia dan Singapura berkat marketplace,” ujarnya.
BACA JUGA: Furnitur dan Kerajinan Jadi Industri Prioritas Nasional
Perlu diketahui, industri kerajinan bermerek “Akar Dewa Jati” itu dirintis sejak tahun 1998 pasca reformasi oleh sepasang sumi istri, Homaidi dan Innani, warga Dusun Karanganyar, Desa/Kecamatan Kendit, Situbondo. Sebagai produk UMKM, mebeler akar pohon mengalami pasang surut, mulai terkendala modal, pasar, hingga ditipu pembeli.
“Usaha kami ini ibaratnya sudah jatuh bangun. Tapi intinya menjaga kualitas jadi modal utama kepercayaan pasar,” kata Innani.
Saat ini, UD Akar Dewa Jati memproduksi aneka ragam produk kerajinan dari bahan baku akar kayu jati. Selain teksturnya lebih halus dan menarik, akar pohon jati akan terlihat lebih natural dengan desain nuansa etnik.
Industri kerajinan akar kayu jati ini sudah menerima banyak penghargaan dari pemerintah maupun perusahaan event organizer. Industri ini juga mengantongi sertifikat Kompetensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi tahun 2010 dan penghargaan dari International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA) tahun 2015.