Logo

Perang Dagang AS-Cina Lemahkan Rupiah

Reporter:

Selasa, 18 September 2018 08:12 UTC

Perang Dagang AS-Cina Lemahkan Rupiah

Ilustrasi pecahan uang dollar. FOTO: DOK.

JATIMNET.COM, Jakarta – Rupiah kembali mengalami tekanan setelah beberapa hari menunjukkan penguatan. Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan pada posisi 14.908 per dolar Amerika Serikat, Selasa 18 September 2018.

Pelemahan rupiah ini disebabkan faktor eksternal, yakni Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan akan mengenakan bea impor 10 persen atas barang-barang impor dari Cina mulai 24 September mendatang.

Episode baru dari perang dagang antara dua raksasa ekonomi itu menyulut depresiasi mata uang di negara berkembang. Cina juga telah berulang kali menegaskan akan membalas segala tindakan pengenaan bea masuk yang dilakukan Paman Sam.

“Sentimen itu (perang dagang) yang paling berperan, risiko AS-Cina telah mengena mata uang negara-negara berkembang,” kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, Antara Selasa 18 September 2018.

Nilai bea impor yang akan dikenakan Trump senilai 200 miliar dolar AS atau hampir Rp 3.000 triliun. Pada awal 2018, terdapat kemungkinan AS akan kembali mengerek bea impor menjadi 25 persen.

Dampak eksternal dari perang dagang dua negara adikuasa ini merupakan hal yang paling sulit. Utamanya diantisipasi oleh bank-bank sentral negara berkembang, untuk menyusun kebijakan antisipatif guna menjaga stabiltas perekonomian.

Grafis: GIlas Audi.
Grafis: GIlas Audi.

Dody berjanji bank sentral akan tetap berada di pasar untuk melakukan intervensi nilai kurs secara terukur.

“Mudah-mudahan tekanannya tidak terlalu besar. Itu adalah salah satu risiko eksternal yang kami lihat, dan itu juga berdampak terhadap mata uang di emerging markets,” ujarnya.

Tekanan dari perang dagang ini juga menjadi salah satu penyulut tekanan eksternal yang akan menerpa nilai rupiah selama sisa tahun ini, selain kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Federal Reserve.

BI akan melakukan Rapat Dewan Gubernur pada 26-27 September untuk menentukan kebijakan stabilisasi.

“Kami akan lihat di pekan depan RDG, semua risiko kami lihat dari eksternal dan domestic. Tidak ada yang baru dengan proses dari yang kita lakukan bulan-bulan sebelumnya,” ujar dia.

Hingga Selasa 18 September pukul 12.00 WIB, rupiah berada di posisi Rp 14.933 per dolar AS atau melemah 0,35 persen (53 poin) dibanding penutupan di hari sebelumnya. Rupiah sebelumnya dibuka melemah 18 poin atau 0,12 persen di posisi Rp 14.898 per dollar AS.

Per Selasa ini, Bank Indonesia mematok kurs tengah di Rp 14.908 per dolar AS, melemah 49 poin atau 0,32 persen dari posisi sehari sebelumnya yang ditutup Rp 14.859.