Logo

Penjualan Listrik Dongkrak Laba PLN Hingga Rp 9,6 Triliun

Reporter:

Selasa, 15 January 2019 05:59 UTC

Penjualan Listrik Dongkrak Laba PLN Hingga Rp 9,6 Triliun

Pertumbuhan laba PLN ditopang oleh penjualan listrik yang relatif naik 173 TWh. Foto: Dok.

JATIMNET.COM, Jakarta – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membukukan laba sebelum selisih kurs pada triwulan III/2018 sebesar Rp 9,6 triliun. Catatan itu naik 13,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2017 yang tercatat Rp 8,5 triliun.

Berdasarkan data yang diterima, kenaikan laba tersebut ditopang kenaikan penjualan dan efisiensi yang dilakukan perusahaan serta adanya kebijakan pemerintah DMO harga batu bara.

Nilai penjualan tenaga listrik naik sebesar Rp 12,6 triliun atau 6,93 persen, sehingga menjadi Rp 194,4 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 181,8 triliun.

BACA JUGA: Konsumsi Listrik Di Jawa-Bali Turun 20 Persen

Sementara volume penjualan hingga September 2018 sebesar 173 Terra Watt hour (TWh) atau tumbuh 4,87 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 165,1 TWh.

Perusahaan terus mempertahankan tarif listrik tidak naik, dalam rangka menjaga daya beli masyarakat. Selain itu, agar bisnis serta industri semakin kompetitif guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Jumlah pelanggan pada triwulan III/2018 mencapai 70,6 juta atau bertambah 2,5 juta pelanggan dari akhir tahun 2017.

Jumlah tersebut mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional dari 95,07 persen pada 31 Desember 2017 menjadi 98,05 persen pada 30 September 2018. Rasio elektrifikasi ini telah melebihi target tahun 2018 yang dipatok 96,7 persen.

BACA JUGA: PLN Peroleh Pinjaman Sindikasi Internasional

Sejalan dengan program 35 GW, per Januari 2015 hingga September 2018, PLN telah menanamkan dana untuk Investasi sebesar Rp 248 triliun. Pada periode yang yang sama, PLN peningkatan jumlah pinjaman sebesar Rp148 triliun atau 60 persen dari total Investasi.

Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan dana internal PLN masih sangat memadai yaitu sekitar 40 persen atau Rp 100 triliun dari seluruh kebutuhan investasi tersebut.

“Keadaan PLN jelas sehat secara cash flow sebab yang terpenting adalah bagaimana menjaga kesehatan keuangan,” kata Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto. (ant)