Senin, 24 December 2018 14:40 UTC
Direktur Regional PLN Jawa bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara Djoko Raharjo Abu Manan (kiri) memastikan pasokan listrik di Jawa Bali aman selama Natal dan Tahun Baru. Foto: Baehaqi Almutoif
JATIMNET.COM, Surabaya-Selama libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 penggunaan listrik di Jawa Timur turun 20 persen. PLN optimistis dengan kondisi seperti itu pasokan listrik di Jawa dan Bali tetap aman selama libur panjang.
Direktur Regional PLN Jawa bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara Djoko Raharjo Abu Manan mengatakan, sepanjang wilayah Jawa bagian Timur dan Bali pasokan listrik aman. “Jawa dan Bali aman. Karena beban turun cukup besar sampai tahun baru,” ujar Djoko saat ditemui di kantor PT PLN Unit Induk Jawa Bagian Timur dan Bali, Senin 24 Desember 2018.
Penurunan daya pemakaian ini dibanding hari biasa cukup tajam. Dari 27 ribu megawatt per hari menjadi 22 ribu megawatt. Penyebabnya adalah banyak industri dan perkantoran yang libur selama Natal dan tahun baru. “Nanti beraktivitas, beban naik lagi,” ungkapnya.
Sementara untuk Nusa Tenggara, lanjut Djoko, ada sedikit gangguan di wilayah Bima, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan sebagian Nusa Tenggara Timur. Pasokan listrik ke wilayah kepulauan tersebut mengalami difisit 4-5 megawatt karena penggantian mesin dari sewa ke mesin milik PLN. Untuk wilayah Bima dan sekitarnya mengalami pemadaman waktu malam hari imbas defisit itu.
BACA JUGA: Perkuat Pasokan BBM di Ruas Jalan Tol
Dia menyebutkan, pemadaman ini sudah terjadi selama dua minggu dan diperkirakan kembali normal pada Selasa 25 Desember 2018. Saat ini teknisi PLN tengah melakukan perbaikan di Sumbawa. Diharapkan sinkronisasi mesin baru dapat segera selesai dan kembali mengaliri listrik di Bima dan Nusa Tenggara Timur.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi mengatakan, meski beban konsumsi listrik di Jawa dan Bali menurun, tapi pihaknya tetap memastikan bahwa semua teknisi siap 24 jam menjaga pasokan listrik. Kesimbangan antara pasokan listrik dengan beban konsumsi harus tetap seimbang.
“Frekuensinya harus terjaga. Maka tim tetap disiagakan untuk menjaga keseimbangan agar pasokan tetap handal,” kata Hendra.
Pihaknya pun telah memastikan bahwa PLN tetap siaga menjaga pasokan dari hulu ke hilir. Dengan begitu ketika nanti kembali beban meningkat konsumsi tetap optimal.
“Jadi secara umum kami simpulkan mulai pembangkit transmisi sampai distribusi ke pelanggan siap dan aman untuk hadapi nataru,” tuturnya.