Senin, 16 March 2020 10:30 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis, bahwa ekspor impor dari dan menuju Cina sepanjang Februari 2020 turun. Data BPS, impor menunjukan angka turun 60,45 persen, dan ekspor 40,77 persen dibanding bulan sebelumnya.
Kepala BPS Jawa Timur Dadang Hardiawan mengatakan, impor Jawa Timur dari dan ke Cina Februari 2020 terpengaruh virus Corona atau COVID-19. Tidak hanya mount to mount (m to m), secara years on years (yoy) Januari-Februari 2020 dibanding 2019 juga turun sebesar 28,12 persen untuk impor.
"Terkait pengaruh wabah virus corona terhadap impor dari Cina, m to m turun sebesar 60,45 persen dibanding Januari 2020. Februari 2020 impor dari Tiongkok USD 196,95 juta, dibanding Januari 2020 sebesar USD 497.96," ujar Dadang, Senin 16 Maret 2020.
Penurunan impor ke Cina m to m, kata Dadang, hampir menyeluruh disemua sektor. Menurut data HS dua digit dari 30 komoditas, hanya pupuk yang meningkat 108,40 persen. Sisanya seperti perabotan rumah tangga turun 87,21 persen, alas kaki turun 81,36 persen, barang logam dasar turun 79,30 persen, dan barang dari plastik turun 71,18 persen.
BACA JUGA: Bidik Industri Nonmigas, Kemenperin Genjot Investasi dan Ekspor
Penurunan barang ke Cina ini juga selaras dengan merosotnya impor secara keseluruhan baik dari bulan sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu. Secara m to m Februari impor turun 20,56 persen. Sedangkan, yoy turun 8,20 persen.
Dadang melanjutkan, impor migas pada Februari 2020 ke Jawa Timur mengalami penurunan sebesar 18,46 persen, dari 483,36 juta dolar AS menjadi 394,11 juta dolar AS. Impor migas menyumbang 24,50 persen dari total impor Februari 2020.
Nilai impor nonmigas Jatim juga terkoreksi sebesar 21,21 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 1,54 miliar dolar AS menjadi 1,21 miliar dolar AS. Impor nonmigas menyumbang 75,50 persen total impor Februari 2020 ke Jawa Timur.
Jika dilihat menurut negara asal barang impor, kata Dadang, Cina masih tercatat sebagai negara asal barang yang masuk Jawa Timur terbesar selama Februari 2020, dengan peranan sebesar 16,21 persen. Disusul berikutnya dari Argentina dan Amerika Serikat yang memberikan kontribusi pada pasar impor sebesar 8,95 persen dan 7,46 persen.
BACA JUGA: Tahun 2019 IPM Jatim Meningkat 71,5 Persen
Sementara untuk ekspor dari Cina, Dadang menyampaikan, Februari 2020 juga turut terganggu wabah virus corona. Secara m to m ekspor ke negeri tirai bambu turun sebesar 40,77 persen. Namun secara yoy dari ekspor Cina cukup menggembirakan naik 9,08 persen.
"Kalau nilai ekspor Jawa Timur pada Februari 2020 secara keseluruhan mencapai USD 2,00 miliar, atau naik sebesar 11,29 persen dibandingkan Januari 2020 yang hanya USD 1,80 miliar," kata Dadang.
Apabila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor komoditas nonmigas Jatim naik sebesar 8,30 persen. Yaitu dari 1,76 miliar dolar AS menjadi 1,91 miliar dolar AS. Nilai ekspor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 95,31 persen dari total ekspor Februari 2020.
Begitu pula yang terjadi pada ekspor komoditas migas yang naik sebesar 153,49 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 37,00 juta dolar AS menjadi 93,79 juta dolar AS. Peranan ekspor komoditas migas menyumbang 4,69 persen total ekspor Jawa Timur pada Februari 2020.
Kondisi tersebut, menurut Dadang, membuat neraca perdagangan Jawa Timur pada Februari 2020 mengalami surplus sebesar USD 391,95 juta. Surplus ini disebabkan karena adanya selisih perdagangan yang positif.