Logo

Peneliti Ungkap Rahasia Kekuatan dan Racun Komodo yang Mematikan

Reporter:

Selasa, 30 July 2019 13:15 UTC

Peneliti Ungkap Rahasia Kekuatan dan Racun Komodo yang Mematikan

Komodo. Foto: Lonely Planet

JATIMNET.COM, Surabaya – Ilmuwan telah memetakan genom dari Komodo, naga terbesar di dunia. Penelitian mengungkapkan rahasia di balik kecepatan yang impresif serta ketahanan predator berdarah dingin dengan kemampuan meningkatkan metabolisme mereka menyerupai  mamalia.

Pada Senin, peneliti mengatakan jika mereka telah menemukan adaptasi genetik penting yang mungkin mengungkapkan rahasia keuletan dari kadal penghuni sejumlah pulau di Indonesia, termasuk Pulau Komodo, sehingga mereka mampu membawa mangsa sebesar kerbau air dengan gigitan yang beracun.

Naga Komodo mampu tumbuh hingga 10 kaki atau sekitar tiga meter panjangnya, dengan gigi yang bergerigi, lidah kuning yang bercabang, perut yang kuat dan ekor panjang.

“Ini adalah puncak dari predator yang hidup di pulau terisolasi, dan raksasa. Ini hanyalah binatang yang mengagumkan,” kata Benoit Bruneau, direktur dari Gladstone Intitute dari Penyakit Jantung, berafiliasi dengan Universitas California, San Fransisco, salah satu penulis senior dari penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Ecology &Evolution, dikutip dari Reuters.com, 30 Juli 2019.

BACA JUGA: Dua Penyelundup Komodo Divonis Penjara 2 dan 3 Tahun

“Reptil itu seperti lahan bermain untuk evolusi. Sangat banyak keberagaman dalam ukuran dan bentuk serta perilaku dari fisiologi mereka,” tambah Bruneau.

Tim mengurutkan genom menggunakan contoh darah milik dua Komodo yang berada di Kebun Binatang Atlanta, bernama Slasher dan Rinca.

Peneliti menemukan adaptasi genetika yang melibatkan fungsi dari mitokondria, pembangkit sel yang penting untuk mengatur fungsi jantung dan otot lain, yang mungkin mempengaruhi kemampuan gerakan kadal ini.

Sebagai mahluk berdarah dingin, reptil sering kali memiliki kekurangan dalam kemampuan gerakan, dan sangat cepat merasa lelah setelah melakukan gerakan fisik, tidak seperti mamalia yang berdarah hangat.

BACA JUGA: Konflik dengan Manusia Jadi Ancaman Kepunahan Komodo di Flores

Naga Komodo, adalah pengecualian di antara reptil, yang mampu mencapai metabolisme mendekati mamalia.

Peneliti juga menemukan jika adapasi itu melibatkan gen yang mengontrol sensor kimia yang digunakan dalam sistem mutakhir milik Komodo, dengan fungsi mendeteksi hormon, cairan kimia dari tubuh, serta feromon, cairan kimia yang sering dikeluarkan mamalia sebagai petunjuk terhadap anggota lain dalam spesies.

Adaptasi ini membantu Komodo menemukan mangsa pada jarak jauh, ditambahkan asisten penulis Katherina Pollard, direktur dari Data Ilmiah dan Bioteknologi The Gladstone Institut.

Satu komponen pada bisa Komodo adalah anti koagulan yang mencegah darah korban menjadi membeku, dan menyebabkan mangsanya mengalami pendarahan dan mati.

BACA JUGA: BBKSDA Jatim Lepas Liarkan Enam Komodo ke Pulau Ontoloe

Peneliti menemukan adaptasi pada gen Komodo ada pada koagulasi yang menyebabkan kadal ini kebal pada anti koagulan bisa nya, sehingga melindungi mereka dari pendarahan hingga mati ketika diserang oleh spesies komodo lain.

“Ketika dua jantan bertarung, itu menjadi pertunjukan pamer kekuatan yang impresif,” kata Bruneau.