Logo

Pemuda Muhammadiyah Butuh Figur Pelaku Ekonomi Kreatif

Reporter:

Sabtu, 24 November 2018 01:12 UTC

Pemuda Muhammadiyah Butuh Figur Pelaku Ekonomi Kreatif

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Jakarta – Anggota Jaringan Pengusaha Pemuda Muhammadiyah (JPPM) Ilham Nasai mengharapkan calon ketua umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Periode 2018-2022 dapat membuat program ekonomi kreatif.

Ilham dalam keterangan tertulisnya Sabtu berharap Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta pada 25-28 November 2018, bisa memberikan angin segar bagi lahirnya pengusaha-pengusaha baru dari Pemuda Muhammadiyah.

"Jalannya adalah dengan dimasukkannya program ekonomi kreatif pada program kerja Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah," katanya, Sabtu 24 November 2018.

Usulan ini tidak lepas kurangnya perhatian program ekonomi kreatif dalam rangka menciptakan pengusaha baru dilingkungan Pemuda Muhammadiyah maupun Muhammadiyah pada umumnya. Justru Pemuda Muhammadiyah malah asyik atau terjebak dengan isu-isu kebangsaan yang bersifat politis.

"Sebagai entitas organisasi kemasyarakatan keagamaan, program kerja Pemuda Muhammadiyah itu harus seimbang. Bukan hanya isu-isu kebangsaan politik, tapi juga isu ekonomi, maupun perlindungan hak-hak sosial. Selama ini kita absen soal itu, jarang kita bicara soal program-program ekonomi keumatan,” papar pengurus Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I) itu.

Bahkan, tokoh-tokoh senior di Muhammadiyah sudah jarang yang memberikan perhatian, sehingga anak muda juga ikut-ikutan jarang terjun ke dunia ekonomi kreatif dan lebih banyak memilih jalur politik.

"Ini tantangan, Pemuda Muhammadiyah harus bergerak ke arah itu. Muhammadiyah adalah organisasi besar, sudah saatnya melalui pemudanya memberikan dan menciptakan pengusaha-pengusaha muda,” tuturnya.

Ilham yang akan berangkat ke Iran untuk kepentingan bisnis menyebutkan, anak muda Muhammadiyah harus mulai memikirkan kegiatan atau program yang sifatnya berkelanjutan, dan bukan program jangka pendek.

"Diperlukan figur baru yang kekinian, yang bisa memahami persoalan kekinian, bisa membaca masalah dan dia mau dan mampu mengkampanyekan kegiatan yang berkelanjutan. Misalnya bagaimana mendorong anak muda Muhammadiyah memasuki ruang-ruang ekonomi kreatif," katanya. (ant)