Minggu, 09 December 2018 09:50 UTC
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (baju biru) saat meninjau langsung korban kebakaran di Kapasan Dalam II dan III. Foto: IST
JATIMNET.COM, Surabaya – Kebakaran yang terjadi di Jalan Kapasan Dalam II dan III Kelurahan Kapasan, Kecamatan Simokerto, Sabtu 8 Desember 2018 malam menyita perhatian Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk meninjau langsung ke lapangan.
Wali kota kelahiran Kediri tersebut ingin memastikan semua korban tertangani dengan baik. “Saya akan bantu, minimal akan bantu meringankan, tujuh hari akan kita rawat, makanannya dari kita semua. Nanti juga kita bantu pakaian,” ujar Risma, Minggu 9 Desember 2018.
Mantan kepala badan perencanaan pembangunan kota tersebut menyebutkan bahwa posko terpadu telah didirikan selama tujuh hari kedepan. Selama itu, pemkot menyediakan bantuan makanan sehari tiga kali dan dapat digunakan untuk tempat tinggal sementara para korban.
BACA JUGA: Tim DVI Berhasil Identifikasi 8 Jenazah Korban Kebakaran Di Surabaya
Selain memastikan seluruh korban tertangani dengan baik, Risma meminta kepada ketua rukun warga (RW) setempat agar ke depannya tidak lagi memasang kabel melintang di tengah jalan. Imbauan wali kota perempuan pertama di Surabaya ini bukan tanpa alasan. Hasil laporan petugas di lapangan disebutkan bahwa mobil pemadam kebakaran kesulitan masuk.
Banyak kabel lampu melintang menghalangi akses masuk ke lokasi kebakaran. "Jadi saya minta sekali lagi, nanti dibersihkan semua kabel yang di tengah (jalan) itu. Saya minta dibersihkan semua di situ. Nanti saya ganti PJU (penerangan jalan umum)-nya," ungkapnya.
BACA JUGA: Warga Dan Kepolisian Perketat Penjagaan Kampung
Risma juga mengingatkan agar warga tidak memarkir mobil di badan jalan. Karena mobil pemadam kebakaran harus menghadapi kendala lain berupa portal dan mobil warga yang terparkir di badan jalan. "Yang kedua jalan utama itu harus bersih pak, supaya ndak ganggu kalau ada itu," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya M. Fikser menyebutkan, jumlah rumah yang terbakar mencapai 17 persil. Dengan rincian, 29 Kartu Keluarga (KK) dan 73 jiwa. Seluruh warga yang menjadi korban saat ini sudah mengungsi ke Posko Terpadu.
”Tapi ada juga beberapa di antara mereka yang memilih tinggal di rumah saudaranya," kata Fikser.
BACA JUGA: Kebakaran Di Kapasan Diduga Akibat Arus Pendek
Di posko terpadu, Fikser menuturkan sudah dilengkapi dengan berbagai keperluan untuk para korban. Mulai kasur, bantal, selimut, peralatan mandi, obat-obatan, pakaian layak dan makanan. "Ada dokternya juga yang siap memeriksa kesehatan mereka dan psikolog untuk pendampingan," tuturnya.
Tugas psikolog ini akan berlangsung selama tujuh hari kedepan. Setelah itu, pemkot bakal kembali mengkomunikasikan terkait tempat tinggal selanjutnya para korban. Apakah mereka masih menginginkan tinggal di Posko Terpadu atau tidak.