Rabu, 27 January 2021 06:40 UTC
KUNJUNGI BALITA. Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin mengunjungi keluarga balita penderita Celebral Palsy dan epilepsi, Rabu, 27 Januari 2021. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Kondisi yang dialami Muhammad Bakri, balita usia 2 tahun 10 bulan yang mengalami gangguan perkembangan berupa lemah otak atau Cerebral Palsy dan penyakit ayan atau epilepsi memantik perhatian pemerintah daerah setempat.
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin mendatangi kediaman Bakri di Jalan Mawar Gang Sukun, Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Rabu, 27 Januari 2021.
Selain melihat langsung kondisi balita putra dari pasangan suami istri Samsul Arifin dan Khoiriyah itu, Hadi juga memastikan apa saja yang sebenarnya dibutuhkan Bakri.
Dalam kunjungannya, Hadi tak sendiri dan didampingi Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh, Abraar HS Kuddah; Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A); Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB); Puskesmas Ketapang, dan lainnya.
BACA JUGA: Menderita Cerebral Palsy dan Epilepsi, Balita di Probolinggo Butuh Bantuan
Dari perbincangan singkat antara Khoiriyah dan petugas medis yang memeriksa Bakri, diketahui jika Bakri sebelumnya pernah menjalani terapi di Puskesmas.
Hanya saja ketika disarankan agar dirujuk ke Malang, pihak keluarga memilih tidak berangkat dengan alasan bingung tidak ada yang menjaga.
Bakri ternyata selama juga telah mendapatkan paket gizi seperti susu dan biskuit setiap bulan dari Dinkes P2KB, serta bantuan dari Dinsos.
Kepada wartawan, Hadi menegaskan pemerintah sebenarnya telah hadir sejak awal dalam pelayanan kesehatan bagi Bakri. Namun demikian, pihak keluarga memilih membawa ke layanan kesehatan alternatif sehingga di luar tanggungan BPJS.
“Pemerintah betul-betul sudah hadir, tidak ada kata tidak ditangani. Biaya sudah ditanggung BPJS, Dinsos, dan Dinkes sudah memberi asupan, sudah tersampaikan. Kami mengklarifikasi bahwasanya pemerintah sudah hadir sejak lama,” kata Hadi.
Terkait tindak lanjut penanganan kondisi Bakri, Hadi secara tegas meminta keluarganya agar dilakukan terapi di RSUD dr Mohamad Saleh selama dua kali seminggu.
BACA JUGA: Mahasiswi ITS Ciptakan Sepeda Penderita Cerebral Palsy
“Jika memang orang tua kerepotan transportasi, saya meminta ambulans siaga yang ada di Puskesmas atau Pustu terdekat untuk mengantarnya,” kata Hadi.
Menanggapi tawaran Hadi untuk fisiotrapi bagi Bakri, Khoiriyah bersedia. “Demi kesembuhan anak saya. Terima kasih buat semuanya, sudah mengunjungi anak saya,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh, Abraar HS Kuddah, menjelaskan Cerebral Palsy terjadi akibat kerusakan permanen pada sel otak karena kecacatan sejak lahir. Penyebabnya bisa karena saat ibu hamil terjadi infeksi, saat melahirkan ada trauma jalan lahir, saat hamil ibu terjatuh, atau saat bayi dirawat lalu jatuh.
“Kami konfirmasi memang ibunya pernah jatuh. Celebral Palsy ini permanen, kemungkinan sembuh kecil, tetapi dilakukan fisioterapi, rehab medik, speech therapy seoptimal mungkin, minimal bisa membantu,” ujarnya.
