Senin, 02 December 2019 00:56 UTC
PANTAU KONDISI. Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa memantau kesiapan pemasangan bronjong di tepi tanggul Bengawan Solo di Kecamatan Plumpang, Tuban, Minggu 1 Desember 2019. Foto: IST.
JATIMNET.COM, Tuban – Wakil Bupati Tuban M Noor Nahar Hussein melarang warga menambang pasir dan menyedot air secara berlebihan pada radius 600 meter di sekitar titik tanggul Sungai Bengawan Solo yang ambles.
Imbauan itu dikeluarkan selama perbaikan tanggul Sungai Bengawan Solo di perbatasan Desa Sembungrejo dan Kedungrojo, Kecamatan Plumpang. Sebab tanggul tersebut mengalami penurunan 2,5 hingga 3 meter setelah diperbaiki.
“Rata-rata penambang pasir di sungai ini adalah penambang manual. Namun, karena kondisi tanggul yang saat ini kritis, maka kami melarang penambangan pasir di wilayah ini,” ujar Noor dalam rilis yang diterima Jatimnet.com, Minggu 1 Desember 2019.
Pemkab Tuban, lanjutnya, tengah mengupayakan percepatan perbaikan tanggul secara permanen. Meskipun otoritas penanganan tanggul sebenarnya berada pada BBWS Bengawan Solo.
BACA JUGA: Penambang Pasir di Blitar Tewas Tertimbun Longsoran Tebing
“Sebagai langkah penanganan kedaruratan, tanggul dikuatkan dengan pedel dan kami akan segera memasang bronjong. Menurut tim BBWS Insha Allah minggu depan selesai,” bebernya.
Sementara itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang meninjau penanganan tanggul sisi kiri Sungai Bengawan Solo yang ambles itu mengaku telah menginstruksikan dinas terkait melakukan langkah antisipasi.
“Saya sudah berkomunikasi dengan BBWS dan Dinas PU SDA untuk segera melakukan langkah antisipatif,” kata Khofifah.
TINJAU LAPANGAN. Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi tanggul di tepi Bengawan Solo di Tuban yang rawan longsor. Foto: IST.
Gubernur kelahiran Surabaya itu menyakinkan, berbagai upaya telah dilakukan baik dari Pemkab Tuban, BBWS, serta swadaya masyarakat sekitar. Langkah percepatan rekonstruksi dan pengamanan sudah dilakukan kendati belum permanen.
“Percepatan rekonstruksi ini sangat diperlukan meski dalam tahap darurat. Yang penting ketahanannya bisa memberikan proteksi yang cukup,” Khofifah menjelaskan.
Beberapa upaya yang dilakukan, lanjut Khofifah, salah satunya dengan memasang bronjong. Bronjong adalah kotak dari anyaman kawat yang berisi batu yang biasa dipasang di tepi sungai untuk mencegah erosi. Oleh sebab itu, dirinya juga akan memastikan kekuatan bronjong-bronjong tersebut.
BACA JUGA: Warga Gresik Jalan Kaki di Aliran Bengawan Solo yang Kering
“Saya ingin mengecek kesiapan bronjong. Terlebih, infonya tanah di sini sering bergerak. Kami berharap bronjong bisa memberi proteksi ketika terjadi peningkatan volume air,” tegasnya.
Upaya lain yang telah dilakukan adalah melakukan pengurukan menggunakan ekskavator. Berdasarkan informasi, upaya pemulihan tanggul seperti kondisi semula sudah dilakukan sejak 7 November, dengan mengirimkan sekitar 20 dump truck setiap harinya untuk mengangkut pedel.
“Berbagai upaya penanganan terus dilakukan, tentunya untuk memberikan rasa aman bagi warga desa sekitar tanggul Kecamatan Plumpang, maupun warga Tuban secara keseluruhan,” Khofifah memungkasi.
Diketahui sebelumnya, tanggul penahan banjir di sisi kiri Sungai Bengawan Solo mengalami penurunan 2,5-3 meter dari posisi awal. Adapun panjang tanggul yang ambles kurang lebih mencapai 125 meter.
