Selasa, 14 July 2020 14:00 UTC
RAPID TEST. Salah seorang siswa saat menjalani rapid test Covid-19 di Kantor Pemkab Probolinggo, Selasa, 14 Juli 2020. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Ratusan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat di Kabupaten Probolinggo menjalani tes cepat atau rapid test Covid-19 yang digelar di kantor Pemkab Probolinggo, Selasa, 14 Juli 2020.
Rapid test Covid-19 yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo ini tanpa dipungut biaya atau gratis.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo Anang Budi Yoelijanto menyebutkan peserta rapid test umumnya para siswa pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang berasal dari keluarga kurang mampu.
“Hari ini jumlah siswa yang mengikuti rapid test sebanyak 293 orang. Hal ini menyusul kegiatan serupa yang sebelumnya juga telah dilaksanakan pada 5 Juli 2020 lalu," katanya.
BACA JUGA: Terus Bertambah, Klaster Pelangi Kembali Sumbang 2 Pasien Covid-19 di Probolinggo
Anang menjelaskan hasil rapid test akan digunakan sebagai salah satu syarat untuk bisa mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK SBMPTN) Tahun 2020.
Fasilitasi rapid test bagi calon peserta UTBK SBMPTN 2020 ini merupakan kebijakan Bupati Probolinggo Tantriana Sari sebagai bentuk dukungan Pemkab Probolinggo kepada masyarakat yang kurang mampu terutama bagi mereka agar bisa melaksanakan ujian masuk perguruan tinggi negeri dengan tanpa beban tambahan biaya rapid test.
“Kebijakan ini sesuai komitmen Bupati Probolinggo dimana untuk sarana deteksi awal tingkat paparan Covid-19, maka sebanyak 2 persen dari total warga masyarakat Kabupaten Probolinggo harus screening melalui rapid test,” kata Anang yang juga Juru Bicara Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo.
Ia berharap rapid test ini dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat sekaligus untuk mengetahui kondisi kesehatan warga Kabupaten Probolinggo dari kalangan siswa.
BACA JUGA: Pasien Confirm Covid-19 di Probolinggo Terus Bertambah, 15 Orang Positif
Anang menambahkan fasilitas rapid test tidak hanya difokuskan bagi pelaksana program KIP tetapi juga melayani warga masyarakat kurang mampu lainnya selama bisa menunjukkan dokumen pendukung terkait kondisi ekonominya.
Sementara itu, salah seorang peserta rapid test, Diana Lia Sekar Ayu, alumni SMAN 1 Kraksaan asal Kecamatan Pajarakan mengaku awalnya sedikit takut untuk mengikuti rapid test karena pengalaman pertama baginya. Namun karena tempat UTBK SBMPTN-nya berada di lingkungan kampus Universitas Jember (Unej) Jember, maka mau tidak mau ia harus menjalani rapid test.
“Saya apresiasi adanya kebijakan ini, mengingat biaya rapid test cukup mahal. Dengan fasilitas ini saya merasa terbantu,” katanya.