Jumat, 27 March 2020 13:30 UTC
VIDEO CONFERENCE. Bupati Gresik Sambari Halim Radianto (kemeja putih) dan Wabup Gesik Mohamad Qosim didampingi Satgas Penanganan Pencegaan Covid-19 Gresik saat teleconference dengan Gubenur Jatim Khofifah, Jumat, 27 Maret 2020. Foto: Agus Salim
JATIMNET.COM, Gresik – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan video conference dengan Bupati dan Wali Kota se-Jawa Timur membahas penanganan Covid-19, Jumat, 27 Maret 2020.
Dalam koordinasi tersebut, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto mengeluhkan susahnya mendapatkan tambahan atau membeli Alat Pelindung Diri (APD) untuk mencegah penularan Covid-19 termasuk pengadaan masker.
“Kami sudah menyiapkan dananya, berapa pun kami siap untuk penanganan Covid-19 karena Forkopimda dan Legislatif telah mendukung kami. Kami kesulitan untuk membelinya dimana?,” kata Sambari dalam video conference.
Sambari yang didampingi Pelaksana Harian (Plh) Sekda Gresik yang juga Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Percepatan Penanganan Covid-19 Gresik, Nadlif, juga menyampaikan kebutuhan alat tes cepat atau rapid test dan alat tes swab untuk Viruses, Chlamydia, Mycoplasma (VCM).
BACA JUGA: Satu Warga Gresik Positif Covid-19, Dirawat di Surabaya
Sambari juga menyampaikan susahnya penerapan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) bagi karyawan sejumlah perusahaan. Sebab jika terpaksa diliburkan, perusahaan tidak akan membayar karyawan yang bersangkutan.
"Jadi kami hanya memberikan solusi agar perusahaan menyiapkan APD terutama masker, hand sanitizer, dan disinfektan. Kami juga meminta perusahaan untuk menerapkan social distancing artinya menjaga jarak antar karyawan,” kata Sambari.
Sambari juga menyampaikan potensi penularan jika wabah Covid-19 belum mereda hingga Ramadan dan Idul Fitri. Sebab akan terjadi arus mudik atau migrasi masyarakat dan berpotensi penyebaran virus.
BACA JUGA: Pemkab Gresik Semprotkan 21 Ribu Liter Disinfektan dengan Mobil Damkar
“Kami mohon Gubernur memberlakukan kebijakan, baik itu kebijakan antar provinsi maupun antar negara. Karena kami yakin banyak masyarakat bermigrasi baik yang dari atau ke Gresik,” katanya.
Terkait APD, Khofifah meminta Kepala Dinkes Gresik berkoordinasi dengan Kepala Dinkes Provinsi Jawa Timur.
“Dalam lima hari terakhir kami sudah berusaha mencari beberapa kebutuhan terkait sarana dan prasarana ini untuk pencegahan Covid-19. Terkait VCM, kami sudah order dengan agency. Semua itu tentunya harus sesuai standard WHO,” katanya.
Mengenai pekerja migran yang pulang ke Jawa Timur, Pemprov Jatim sudah menyiapkan shelter di Bandara Juanda dengan sarana alat rapid test. Gubernur juga telah berkoordinasi dengan beberapa perusahaan dan organisasi yang membidangi dan beberapa perusahaan telah meliburkan karyawannya.
BACA JUGA: Pengendara dan Kendaraan di Perbatasan Gresik-Surabaya Disemprot Disinfektan
Sementara itu, Tim Satgas Penanggulangan Percepatan Penanganan Covid-19 Gresik juga telah melakukan pelacakan riwayat kontak Pasian Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal dunia meski belum ada hasil pemeriksaan spesimen. Petugas menyemprot disinfektan di tempat tinggal korban dan seluruh lingkungan sekitar.
Data terakhir hingga Jumat sore, jumlah Orang Dengan Risiko (ODR) Covid-19 di Gresik mencapai 691 orang, Orang Dalam Pemantauan (ODP) dari 90 orang berkurang jadi 76 orang.
Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 22 orang di antaranya 17 pasien masih dirawat, empat sembuh, dan satu meninggal. Dan untuk pasien asal Gresik yang dinyatakan positif Covid-19 baru satu orang dan dirawat di Surabaya.