Logo

Pemkab Banyuwangi Serahkan Karantina Pemudik ke Pemerintah Desa 

Reporter:,Editor:

Kamis, 07 May 2020 15:40 UTC

Pemkab Banyuwangi Serahkan Karantina Pemudik ke Pemerintah Desa 

TRANSIT PEMUDIK. Warga Banyuwangi yang mudik dari Bali beristirahat di ruang transit GOR Tawangalun, Kamis, 7 Mei 2020, menunggu dijemput pemerintah desanya untuk menjalankan proses karantina. Foto: Ahmad Suudi

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyediakan tempat transit perantau yang memaksakan diri pulang kampung meski dilarang di tengah pandemi Covid-19. Tempat transit yang berlokasi di Gelanggang Olahraga (GOR) Tawangalun itu juga menjadi tempat karantina sementara sebelum mereka diserahkan ke pemerintah desa asalnya untuk proses karantina.

Koordinator Karantina Pemudik GOR Tawangalun, Zen Kostolani, mengatakan Pemkab Banyuwangi menyediakan pemeriksaan kesehatan dan data penumpang di Pelabuhan Ketapang. Penumpang yang menuju daerah lain dipersilakan meneruskan perjalanan, sedangkan yang ke Banyuwangi mendapatkan penanganan yang berbeda. 

"Hari ini sudah disusul pemerintah desa 14 orang, tinggal dua orang yang menunggu," kata Zen di Banyuwangi, Kamis, 7 Mei 2020. 

BACA JUGA: Banyuwangi Siapkan 750 Bed Karantina Tingkat Desa untuk Pemudik 

Pihaknya menyediakan tiga unit bus untuk mengantar pemudik Bali dari Pelabuhan Ketapang ke GOR, tempat istirahat, dan kebutuhan makanan. Kemudian tim menghubungi pemerintah desa asal pemudik untuk menjemput mereka. 

Pemudik juga harus menandatangani surat kesediaan mengikuti karantina untuk meneruskan tujuannya pulang ke kampung halaman. Jika tidak, mereka diharuskan putar balik ke tempat merantau sebelumnya. 

Meski telah disediakan skema pencegahan penularan virus dengan transit dan karantina, tidak semua pemudik mengikutinya. Hari ini beberapa warga tidak mengikuti prosedur dan langsung pulang tanpa transit dan mengabaikan koordinasi dengan pemerintah desa.

"Hari ini ada empat orang yang kabur dan tidak datang ke tempat transit. SIM dan datanya sudah kami simpan, jadi kami berkoordinasi dengan camatnya, warga Kecamatan Kalibaru," kata Zen.

BACA JUGA: Jalur Jawa-Bali Diperketat, Pemudik Demam Putar Balik

Sebelumnya, Ketua Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Dewata, Agustinus Winjaya, mengatakan ada sekitar 50 ribu perantau asal Banyuwangi di Bali. Dia mengatakan kondisi perekonomian mereka menjadi lebih sulit karena pandemi.

Sebagian pekerja diberhentikan dari pekerjaannya dan sebagian pengusaha macet usahanya. Pekerja sulit membayar kos dan membeli makanan. Sedangkan pengusaha bingung memikirkan nasib karyawannya di tengah arus keuangan perusahaan yang berhenti. 

"Yang pulang kampung lebih sedikit. Yang bertahan jauh lebih banyak. Mereka berusaha bertahan dalam beberapa bulan ke depan dan berharap pandemi segera selesai," kata Agustinus.