Logo

Banyuwangi Siapkan 750 Bed Karantina Tingkat Desa untuk Pemudik 

Reporter:,Editor:

Senin, 06 April 2020 15:05 UTC

Banyuwangi Siapkan 750 Bed Karantina Tingkat Desa untuk Pemudik 

RUMAH KARANTINA. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meninjau rumah karantina pemudik di Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Senin, 6 April 2020. Foto : Istimewa

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Pemkab Banyuwangi mengklaim telah menyiapkan 750 bed atau ranjang untuk pemudik dari luar daerah. Ratusan ranjang itu berada di 181 rumah yang memiliki 419 kamar tersebar di 217 desa dan kelurahan di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan langkah itu untuk memastikan semua orang yang datang ke Banyuwangi terkarantina secara optimal. Dia mengatakan masing-masing desa dan kelurahan telah diminta menyiapkan satu atau dua rumah singgah untuk karantina. 

"Rumah-rumah itu telah siap dan akan terus ditambah," kata Anas, Senin, 6 April 2020. 

BACA JUGA: Kecamatan dan Desa di Banyuwangi Diminta Siapkan Ruang Isolasi ODP Covid

Dia menjelaskan orang yang datang dari daerah yang terpapar virus SARS-Cov-2 termasuk dalam Orang Dengan Risiko (ODR) atau Orang Dalam Pemantauan (ODP). Kedua golongan itu harus dikarantina selama 14 hari sebelum bercampur dengan keluarga, kawan, dan kerabatnya.

Anas juga mengatakan tidak semua ODR dan ODP bisa mengarantina diri sendiri hingga perlu disiapkan tempat khusus. Terpusatnya lokasi karantina juga memudahkan tenaga kesehatan melakukan pemantauan dan pemerintah desa atau kelurahan memberi bantuan makanan. 

"Nah, proses isolasi ini bisa jadi problem tersendiri jika di rumahnya terlalu ramai anggota keluarga atau tak ada kamar yang bisa digunakan. Maka, solusinya adalah rumah isolasi,” kata Anas.

BACA JUGA: Pesantren di Banyuwangi Bantu Pulang Enam Ribu Santri di Tengah Pandemi Covid-19

Salah satu rumah yang digunakan untuk karantina misalnya di Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh. Salah satu warga setempat, HM Rifai, menyediakan satu rumahnya sebagai tempat karantina. Rumah milik Kepala SMAN Taruna Santri Singojuruh itu memiliki empat kamar yang disiapkan menjadi tempat karantina 10 orang. 

"Kebetulan kami punya dua rumah. Sekarang kami pindah ke rumah satunya. Jadi, yang satu ini bisa dijadikan rumah isolasi," kata Rifai.