Sabtu, 24 April 2021 13:40 UTC
KAPAL BASARNAS. Tim Basarnas bersiap di KN Antasena di dermaga Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, sebelum mengikuti operasi pencarian kapal selam KRI Nanggala 402, Jumat, 23 April 2021. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Meskipun diperkirakan ruang peluncuran torpedo bocor dan jumlah oksigen terbatas, nasib awak kapal selam KRI Nanggala 402 belum bisa dipastikan. Sebab banyak kemungkinan yang bisa terjadi menyusul temuan-temuan akhir tim pencari gabungan.
Mengenai kemungkinan masuknya air laut ke dalam kapal karena peluncuran torpedo berlubang, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono memberikan paparan. Dia mengatakan ada kemungkinan air telah masuk ke kapal, ada juga kemungkinan ruang-ruang lain tidak ikut kemasukan air.
BACA JUGA: Diduga Kapal Retak, Ditemukan Sejumlah Benda Komponen KRI Nanggala 402
Dia menjelaskan di dalam KRI Nanggala 402 terdapat kompartemen-kompartemen yang dilengkapi pintu kedap air. Ketika pintu ditutup dan kuncinya diputar, air tidak bisa masuk ke dalam ruangan atau kompartemen tersebut.
“Kita tidak bisa melihat (memperkirakan kondisi) korban hanya dengan ini karena satu (pun) korban belum ditemukan. Kita tidak bisa menduga seberapa kondisi korban dan lain sebagainya,” kata Yudo dalam pers rilis yang digelar di Pangkalan TNI AU Ngurah Rai, Bali, Sabtu, 24 April 2021.
Dia mengatakan sampai saat ini tidak ditemukan serpihan apapun atau bagian tubuh dari awak kapal. Dia mengatakan kondisi awak kapal hanya bisa dipastikan setelah proses evakuasi.
BACA JUGA: Pencarian KRI Nanggala Difokuskan di Perairan Dekat Celukan Bawang Bali
Mengenai ketersediaan oksigen di dalam kapal, dia juga mengatakan ada kemungkinan kondisi lain. Dijelaskannya batasan oksigen tersedia hingga Sabtu dini hari, diperkirakan terjadi bila listrik tidak aktif di dalam kapal. Namun bila listrik aktif, oksigen bisa tersedia hingga lima hari atau lebih lama dari batasan waktu 72 jam.
“Kalau kapal memiliki kelistrikan oksigen bisa tersedia selama lima hari, dia bisa bertahan sampai lima hari. Kesaksian Tim Kopaska saat kapal ini masuk, lampu masih hidup semua, dari jarak 50 meter,” kata Yudo.
Diberitakan sebelumnya, kapal selam KRI Nanggala 402 hilang kontak saat melaksanakan gladi resik pelatihan peluncuran torpedo. Kapal dengan 53 awak itu hilang kontak saat berada di perairan utara Bali, Rabu, 21 April 2021.
