Minggu, 28 August 2022 08:20 UTC
Seorang trainer sedang menyampaikan materi cara pelaku UMKM jadi eksportir memanfaatkan media sosial, Minggu 28 Agustus 2022. Foto: Hozaini
JATIMNET.COM, Situbondo – Puluhan pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dilatih menjadi eksportir. Sebanyak 45 pelaku UMKM itu dilatih mulai mencari buyer hingga pemanfaatan media sosial (Medsos) untuk memasarkan produknya ke luar negeri.
“Selama empat hari mereka mengikuti pelatihan disini. Ini pelatihan bagus karena para peserta langsung mengikuti praktek menjadi eksportir,” kata Ranti Seta Ayu Pratiwi, panitia pelaksana yang juga pengelola destinasi wisata kampung Blekok, Minggu, 28 Agustus 2022
Menurut Seta, pelatihan ini merupakan program kolaborasi yaitu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Koperasi dan UMKM, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pelatihan dipusatkan di lokasi destinasi wisata kampung blekok, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. “Program ini juga didukung CSR Paiton Energy dan POMI untuk memberdayakan pelaku UMKM termasuk mendukung promosi dan pemasarannya, ” ujarnya.
Baca Juga: LPEI Dampingi Ribuan UMKM Jadi Pelaku Eksportir Baru di Indonesia
Sementara, Staf Ahli Kemendes RI Bidang Hubungan Antar Lembaga, Syamsul Widodo mengatakan, sejak dua terakhir ini Kemendes melatih pelaku UMKM menjadi eksportir berbasis komoditas desa. Selama ini, banyak sekali hasil komoditas desa terlihat kurang memiliki daya saing karena para pelaku UMKM tidak memiliki akses pasar.
“Disini kita merubah cara pelaku UMKM mengakses pasar. Terus terang ini ide lama dan tidak banyak yang melakukan. Kami sudah melakukan diklat semacam ini diberbagai dan berhasil,” katanya ditemui di lokasi pelatihan
Menurut Syamsul Widodo, selama menjadi eksportir harus berskala besar. Padahal, dengan memanfaatkan teknologi informasi para pelaku UMKM bisa menjadi eksportir dengan skala kecil.
Ia mencontohkan pengrajin bunga hias di Kabupaten Kediri yang setiap hari hanya mengirim 20 hingga 40 paket bunga hias ke luar negeri, namun memiliki penghasilan Rp. 400 juta setiap bulannya.
Baca Juga: Pemkab Situbondo Luncurkan Inovasi Sistem Berjaya, Bikin Kartu Kuning Cukup Pakai HP dari Rumah
“Selama ini kalau jadi eksportir harus satu kontainer. Nah, sekarang kita menemukan konsepnya agar pelaku UMKM jadi eksportir tapi dengan skala kecil,” tuturnya.
Dijelaskan, pelatihan eksportir dipandu para ahli dan pelaku UMKM yang sudah berhasil menjadi eksportir. Selain dibekali materi, para peserta langsung melakukan praktek menjadi eksportir memanfaatkan teknologi informasi.
“ Ini bukan pelatihan SPJ. Makanya, setiap peserta kami minta bawa laptop karena mereka akan langsung praktek bagaimana pelaku UMKM menjadi eksportir dengan tagline UMKM mendunia” katanya.