Minggu, 19 December 2021 08:40 UTC
Pejuang Muda Kabupaten Sidoarjo saat memberikan pelatihan pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan pakan ternak kepada warga Dusun Kepetingan. Foto: Restu
JATIMNET.COM, Surabaya - Tanaman eceng gondok dan tumpukan sampah yang menyumbat aliran sungai di Kabupaten Sidoarjo telah lama menjadi perhatian. Dampak dari penyumbatan tersebut adalah munculnya bau tidak sedap, rentan menimbulkan banjir apabila musim hujan datang dan lambat laun akan menimbulkan penyakit bagi warga sekitar.
Menindaklanjuti hal tersebut, Pejuang Muda Kabupaten Sidoarjo dibawah koordinasi mentor eksternal Dr. Tri Siwi Agustina, Nur Deliana Parahianti, dan Muh. Ihsan selaku koordinator PKH Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo mengadakan Gerakan Sanitasi Lingkungan yang bertempat di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, Sidoarjo.
Ketua Pejuang Muda Kabupaten Sidoarjo Angga Tri Saputra menjelaskan alasan timnya mengangkat topik tersebut, setelah terjun langsung ke lapangan untuk melakukan verifikasi - validasi (verval).
Dimana verval itu untuk data sebagai bagian dari tugas yang mereka jalankan sebagai Pejuang Muda, mereka menemui kenyataan bahwa kesadaran masyarakat untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat masih sangat rendah terutama di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Sidoarjo.
Baca Juga: Tahun Depan, Bus Rute Gresik-Surabaya-Sidoarjo Beroperasi
“Selama menjalankan tugas sebagai pejuang muda, banyak ditemui gulma atau eceng gondok, selain itu desa tersebut mengalami krisis air bersih untuk kebutuhan sehari-hari," kata Angga, Minggu 19 Desember 2021.
"Berawal dari hal tersebut kami ingin membantu dan berkontribusi untuk kepentingan masyarakat mencapai lingkungan yang bersih dan membangun produktifitas warga Dusun Kepetingan,” lanjut mahasiswa S1 Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro itu.
Kegiatan ini berlangsung dalam dua tahap. Pertama, dilangsungkan pada Kamis 16 Desember 2021, yaitu sosialisasi pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan pakan ternak sekaligus sosialisasi pencegahan stunting, dengan narasumber Andri Lis Ambarsari, Nur Deliana Parahianti, Billy Firdiansyah dan Nova Rochmatul, dengan moderator Khosyi Tiara.
"Setelah diberikan sosialisasi, lanjut pada tahap kedua berupa pelatihan pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan pakan ternak dengan narasumber Dwi Indah Melani dan dilaksanakan hari ini (Minggu, 19 Desember 2021," ia menjelaskan.
Baca Juga: Anggota DPR RI Indah Kurnia Bantu Pelaku Industri Kreatif di Sidoarjo
Para Pejuang Muda menyampaikan pada warga di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Sidoarjo, bahwa tanaman eceng gondok yang diolah dengan metode silase, fermentasi dan dibuat tepung dapat diolah menjadi pakan ternak, utamanya kambing dan domba. "Bahkan ternak yang mengonsumsi eceng gondok menjadi lebih sehat dan gemuk," ia mengungkapkan.
Tercatat 59 orang peserta antusias mengikuti acara tersebut. Terbukti sejak pukul 9 pagi tadi mereka sudah hadir memenuhi pendopo dusun.
"Bahkan ada salah seorang warga yang mengaku senang dan bersyukur mendapatkan wawasan tentang pola hidup bersih dan sehat serta pemanfaatan eceng gondok yang selama ini belum mereka ketahui dapat diolah untuk pakan ternak dan ingin langsung mempraktekkan pada hewan ternak mereka," ia memaparkan.
Sementara mentor eksternal dari Pejuang Muda Kabupaten Sidoarjo Dr. Tri Siwi Agustina menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya pada para Pejuang Muda Kabupaten Sidoarjo yang telah membuat aksi nyata untuk mengatasi masalah yang ditemui masyarakat, mengingat hal inilah yang menjadi tujuan utama dari program Pejuang Muda.
"Pilihan project ini sangat tepat karena dengan memanfaatkan eceng gondok maka dapat mencegah banjir dan memperbaiki ekosistem sungai, serta lingkungan di darat juga jadi lebih bersih," kata mentor yang akrab disapa Siwi itu.
Sebagai informasi, Program Pejuang Muda ini diinisiasi oleh Kemensos RI, Kemendikbud RI dan Kemenag RI. Terdapat empat alternatif program sosial yang dapat dipilih untuk dijalankan para Pejuang Muda.
"Keempatnya yaitu Pengembangan Program Bantuan Sosial, Pemberdayaan Fakir Miskin dan Lansia, Pola Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan dan Pejuang Muda Kabupaten Sidoarjo memilih program yang terakhir, yaitu Pola Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan," ia menguraikan.
Ia menilai project yang dilakukan Pejuang Muda Kabupaten Sidoarjo ini tepat karena sangat relevan di masa pandemi seperti sekarang, dimana masyarakat dituntut untuk lebih waspada dan mengikuti protokol kesehatan seperti yang dianjurkan oleh pemerintah.
"Hingga saat ini, Indonesia masih terus berjuang melawan penyebaran virus Covid-19. Hal tersebut tentu tidak mudah. Karena itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai tata cara hidup bersih dan sehat demi memerangi penyebaran virus ini," ia menuturkan.
Adapun Pejuang Muda Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 19 orang mahasiswa dari berbagai lintas disiplin ilmu dan perguruan tinggi. Diantaranya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Universitas Indonesia.
Kemudian Universitas Jember, Universitas Merdeka Malang, STAI AN Najah Indonesia Mandiri Sidoarjo, STIESIA, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, UNTAG Surabaya, UISI Gresik, ITSNU Pasuruan, dan Poltek Kesejahteraan Sosial Bandung.
Mereka menjalankan tugas sejak 13 Oktober 2021 hingga 20 Desember 2021, dimana saat menjalankan tugas mereka berkolaborasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo dan para stakeholders untuk menyusun program-program yang relevan dengan permasalahan sosial di Kabupaten Sidoarjo.