PC NU Jombang Minta Kemendikbud Tarik Buku Tema 7

Reporter
Nani MashitaRabu, 6 Februari 2019 - 07:24
Editor
David Priyasidharta
Isi buku tematik yang dianggap mendeskreditkan perjuangan NU melawan penjajahan. Foto: Khatib Syuriah PCNU Jombang Kiai Ahmad Samsul Rijal
JATIMNET.COM, Surabaya – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Jombang meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menarik buku pelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 kelas V SD/MI yang berjudul ‘Peristiwa Dalam Kehidupan’ (Tema 7). Sebab di dalam buku tersebut dianggap mendiskreditkan perjuangan NU dalam membantu Kemerdekaan RI.
Khatib Syuriah PC NU Jombang, Kiai Ahmad Samsul Rijal menyampaikan keberatan terhadap isi buku tersebut. Salah satunya materi buku tersebut yang tercantum di halaman 45.
“Ada tiga hal yang menjadi keberatan kami. Pertama, penggunaan kata radikal dalam menggambarkan perjuangan NU melawan penjajahan sangat tidak tepat,” katanya, saat dikonfirmasi Jatimnet.com, Rabu 6 Februari 2019.
Menurutnya, apa yang terkandung dalam buku itu menunjukkan karakter perlawanan NU terhadap penjajah disamakan dengan gerakan radikalisme. Menurutnya, konteks radikal saat cenderung negatif.
BACA JUGA: PBNU Ingin RUU Sumber Daya Air Berpihak Pada Masyarakat
Kedua pendeskripsian atau penggambaran model perjuangan kelompok. Penjelasan di dalam buku tersebut sangat tidak pantas.
Sebab di dalam buku tersebut tertulis ‘Masa Awal Radikal (tahun 1920-1927-an). Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah pada abad ke-20 disebut masa radikal karena pergerakan-pergerakan nasional pada masa ini bersifat radikal/keras terhadap pemerintah Hindia Belanda. Mereka menggunakan asas nonkoperatif/tidak mau bekerja sama. Organisasi-organisasi yang bersifat radikal adalah Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI), Nahdlatul Ulama (NU), Partai Nasionalis Indonesia (PNI)’.
Menurutnya, deskripsi tersebut dianggap sebagai bentuk pengaburan karakter perjuangan NU yang dimotori ulama, thariqah dan pesantren. Secara prinsip Jam'iyyah NU tidak pernah dijajah karena selalu melakukan perlawanan dan berjuang terhadap penindasan.
Meski sama-sama menerapkan asas non koperatif, model perjuangan NU jelas tidak sama dengan PNI, apalagi PKI. “Seolah-olah NU sama dengan PKI. Padahal tidak,” tegasnya.
Dia menyoroti perihal perjuangan pada masa periodisasi 1920-1927.
BACA JUGA: Gus Ipul Ungkap Surat Kiai Bahas Calon Rais Aam PBNU
Rijal meminta agar Kemendikbud secepatnya menarik buku tersebut. Sebab perihal perjuangan periodesasi 1920-1927 yang dimotori para kiai, pesantren dan thariqah sebagai pejuang peradaban dan pejuang melawan kolonialisme.
Kutipan dalam buku tersebut dikhawatirkan menghilangkan kebanggaan terhadap perjuangan NU. Dia khawatir orang-orang yang tidak memahami karakteristik NU dilibatkan di dalam penyusunan buku tersebut.
Sejauh ini PC NU Jombang sudah melayangkan protes kepada Kemendikbud melalui Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama. Informasi yang diperoleh, Kemendikbud akan melaksanakan pertemuan dengan NU besok.
“Informasinya Kemendikbud bakal menarik buku ini dari peredaran. Mudah-mudahan benar-benar ditarik dari peredaran,” pintanya.